Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Masyarakat di Kampung Yahim, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua mengeluhkan sulitnya mencari air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Masyarakat Yahim sudah mengalami kekurangan air bersih sejak terjadi banjir bandang Sentani pada 16 Maret 2019.
Air merupakan salah satu kebutuhan paling utama dalam kehidupan setiap manusia, baik itu air minum, memasak, mencuci, maupun kebutuhan lainnya. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kampung Yahim, Naomi Felle menyatakan dulu warga Yahim mengandalkan Danau Sentani untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.
Akan tetapi, Danau Sentani semakin kotor dan penuh sampah, khususnya setelah terjadi banjir bandang pada 2019 lalu. “Kami mengalami kendala [untuk memperoleh] air bersih sejak banjir bandang Sentani. Dulu kami masih bisa gunakan air danau, tapi [sekarang] sudah tidak bisa. Banyak sampah dan air sudah kotor. Kalau mandikan anak-anak [dengan air danau], kasihan mereka, bisa sakit gatal-gatal, batuk beringus,” kata Felle pada Rabu (27/1/2021).
Karena kesulitan mencari air bersih, warga Yahim akhirnya terpaksa menggunakan air Danau Sentani yang kotor untuk mandi dan mencuci. Sementara untuk air minum para warga kini membeli air isi ulang galon.
Baca juga: Warga minta penempatan bak sampah di Dermaga Yahim
“Kami yang orang dewasa terpaksa mandi [menggunakan] air danau. [Kami juga] mencuci pakaian dengan air danau. [Untuk air minum], kami beli satu galon Rp5.000. Dalam sehari, saya biasa menghabiskan tiga perempat galon, kalau satu pekan sudah berapa? [Pengeluaran itu] besar sekali, tapi ya mau bagaimana lagi,” kata Felle.
Menurutnya, masyarakat Kampung Yahim sudah pernah mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk mendapatkan bantuan air bersih. “Dalam rapat di kampung, atau [dalam] pertemuan dengan pemerintah, saya pernah usul untuk air bersih harus ada. Akan tetapi, tidak tahu bagaimana, kami juga binggung [usulan kami belum dipenuhi,” ujarnya.
Salah satu warga Kampung Yahim, Sarche Monim menyatakan ibu rumah tangga seperti dirinya sangat kesulitan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. “Air ini kebutuhan utama, [namun] kami ini susah sangat susah [mendapatkan] air bersih untuk masak, mencuci, minum dan minum. Setiap hari saya keluar uang Rp50 ribu untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” tutur Monim.
Ibu tiga anak ini berharap pemerintah dalam memberikan akses air bersih bagi masyarakat di Yahim. “Kami cuma ingin ada air bersih di Yahim, itu saja. Kalau itu ada, akan sangat membantu,” jelasnya.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G