Pemkot Jayapura ajukan dana Rp45 M untuk penanganan banjir

Papua-Jalan alternati Skyline-Kolam Buaya
Jalan alternatif Skyline-Kolam Buaya yang terdampak banjir pada 7 Januari 2022 - Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, JubiPemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Papua mengajukan dana sebesar Rp45 miliar untuk penanganan lokasi yang terdampak banjir dan longsor pada 7 Januari 2022.

“Kami sudah kirim ke BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana] Pusat, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita sudah bisa melaksanakan penanganan titik banjir dan longsor,” ujar Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (31/3/2022).

Read More

Dikatakan Rustan, dana tersebut digunakan untuk penanganan 32 kegiatan di ibukota Provinsi Papua tersebut, seperti jalan alternatif Skyline-Kolam Buaya, jalan di samping Kantor Wali Kota Jayapura, pengendalian banjir di depan Saga Mall, longsor di belakang SMA 4 Jayapura, banjir di Organda, dan longsor di Dok 9.

“Longsor di jalan dan banjir belakang Batu Putih sudah 90 persen berjalan, di jalan alternatif Skyline-Kolam Buaya juga mau selesai perbaikannya, banjir di depan Saga tahap finishing, penanganan di Pasar Youtefa lama, dan pengerukan di kali Acai,” ujar Rustan.

Dikatakan Rustan, penanganan fasilitas publik seperti jalan menjadi fokus utama agar tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas, penanganan air bersih, begitu juga dengan pemberian bantuan kepada korban banjir dan longsor.

“Saya berharap warga tidak lagi membuang sampah sembarangan dan menebang pohon di gunung karena itu menyebabkan banjir dan longsor. Saya juga minta warga tidak membangun rumah di bantaran sungai dan gunung karena berpotensi terjadinya korban jiwa dan hilangnya harta benda,” ujar Rustan.

Baca juga: Jalan alternatif Skyline-Kolam Buaya rampung akhir Maret

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura, Asep mengatakan, dana Rp45 miliar tersebut adalah dana siap pakai di BNPB Pusat untuk penanganan banjir dan longsor.

“Lokasi banjir dan longsor yang urgen bisa segera ditangani agar bisa dimanfaatkan kembali masyarakat. Mari kita sama-sama bersinergi atau bertanggung jawab dalam mencegah banjir dan longsor agar tidak terjadi lagi,” ujar Asep.

Dikatakan Asep, sinergi antisipasi bencana alam sangat penting agar meminimalisasi dampak yang diakibatkan, yang menyebabkan korban jiwa dan hilangnya harta benda.

“Kami juga imbau warga tidak membuang sampah dan menebang pohon sembarangan,” ujar Asep. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply