Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Hamparan sampah seluas lapangan basket terlihat mengapung di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Tepatnya sisi selatan dermaga Yahim, Kelurahan Dobonsolo, Distrik Sentani. Hamparan sampah yang mengapung itu dampak dari curah hujan deras yang turun selama dua malam (Selasa dan Rabu) berturut-turut.
Salah seorang warga Kampung Atamali, Michael Ibo, mengatakan setelah hujan pada Selasa malam, banyak tumpukan sampah yang terapung di bagian depan dermaga Yahim, sisi sebelah kanan, karena dekat dengan muara sungai dan sebelah kiri di depan rumah-rumah warga.
Sampah yang terapung, kata dia, dari botol mineral, bongkahan kayu mati bahkan pohon yang masih utuh tercabut dari akar-akarnya dan masuk terapung di Danau Sentani.
“Minggu lalu juga sempat hujan seperti dua hari kemarin, tetapi tidak begitu banyak sampah yang turun ke Danau Sentani. Sampah akan lebih banyak lagi apabila curah hujan masih terus berlanjut,” Ibo saat ditemui di dermaga Yahim. Kamis (24/2/2022).
Michael Ibo yang setiap hari melintas ke Kota Sentani dengan melewati dermaga Yahim, lanjut menjelaskan bahwa sampah-sampah yang terapung di dekat dermaga Yahim akan berpindah dari bagian tengah danau dengan sendirinya ketika datang angin dan gelombang yang membawa sampah-sampah tersebut ke arah pinggiran danau. Tetapi, ada juga bongkahan pohon atau kayu kering besar yang terapung, biasanya diambil oleh warga sekitar untuk kayu bakar dan kepentingan lain.
“Setiap saat jika kondisi seperti ini terus berlangsung, maka lama-lama terjadi pendangkalan di Danau Sentani,” jelasnnya.
Yafet Felle, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Yobeh, mengatakan hal senada. Di depan dermaga Yahim ada tumpukan sisa sampah akibat hujan deras dan banjir bandang 2019 lalu yang bermuara ke Danau Sentani. Tumpukan sisa sampah tersebut sudah menjadi daratan yang menjorok (mengarah) ke tengah danau.
Hingga kini, pemerintah dan masyarakat sekitar belum ada inisiatif untuk membersihkan atau mengeruk tumpukan sampah yang sudah menjadi daratan tersebut.
“Soal sampah yang mengapung di Danau Sentani terjadi secara merata, ada yang dibawa oleh arus sungai tetapi juga ada dari endapan di dasar danau yang timbul akibat volume air yang banyak masuk ke danau. Hal ini tentunya berdampak kepada kesehatan masyarakat yang tinggal di pesisir danau, ” jelasnya.
Baca juga: Pengelolaan kapal wisata Danau Sentani di Kabupaten Jayapura dipertanyakan
Sementara itu, pemerhati lingkungan hidup, Marshall Suebu mengatakan, Danau Sentani ini ibarat mama (ibu) bagi seluruh masyarakat yang sedang mendiami dan tinggal dibawah kaki Gunung Siklop. Danau tempat masyarakat mencari dan menghidupi kehidupannya sejak berabad-abad lamanya.
“Ketika banyak sampah mengapung dan menumpuk di dipesisir hingga ke tengah Danau Sentani, semuanya kembali kepada perilaku dan tindakan kita sebagai manusia yang diberikan akhlak dan pikiran dalam bertindak serta melakukan apa saja yang dikehendaki,” kata Marshall Suebu.
“Minimnya perilaku yang sadar akan bahaya pencemaran lingkungan hidup akan terus membawa kita kepada kondisi yang tidak diinginkan dari waktu ke waktu. Harus ada tindakan cepat dari pemerintah dan juga masyarakat secara bersama untuk pulihkan dan mengembalikan kondisi Danau Sentani seperti dulu. Tidak sekaligus, tetapi harus dilakukan saat ini,” tegasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari