Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Gubernur Papua Lukas Enembe meminta jajarannya (OPD) di Pemerintah Provinsi Papua gencar dan terus menerus menginformasikan hasil-hasil pembangunan ke publik. Cara ini dirasa penting guna menghalau opini miring atau berita bohong (hoax).
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gubernur Papua, Rifai Darus di Jayapura, Kamis (24/2/2022).
Menurut ia, dalam kurun waktu satu bulan terakhir, telah banyak sekali berita bohong (hoax), misinformasi, dan disinformasi yang diberitakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kondisi Papua saat ini sedang coba dirusak harmoninya oleh sekelompok orang yang memiliki motif politik tertentu untuk meruntuhkan hubungan baik yang terjalin selama ini antara Bapak Lukas Enembe dan masyarakat Papua,” katanya.
Oleh karena itu, ujar ia, Gubernur meminta kepada seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Papua tidak berdiam diri dan berpangku tangan melihat berita-berita tersebut, tetapi aktif menyampaikan dengan lugas, jelas, dan terukur tentang hasil pembangunan yang sudah dilakukan.
“Gubernur berpesan agar hasil-hasil baik pembangunan selama ini dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan tujuan agar setiap orang yang ada di tanah air mengetahui bahwa pembangunan di Papua semata-mata bukan untuk Bumi Cenderawasih saja tapi juga untuk meninggikan dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.
Rifai katakan, informasi adalah mata uang demokrasi, untuk itu harus dipertahankan kejernihan dan kebersihan informasi dari jemari kotor para pelaku penyebar hoax tentang Tanah Papua. Gubernur percaya, nalar publik Papua tidak dapat dibodohi begitu saja oleh informasi-informasi hoax murahan yang beredar.
Baca juga: Komisi Informasi imbau OPD di Papua perkuat PPID
Gubernur Enembe juga menegaskan upaya mempromosikan pembangunan Papua bukanlah sekedar tameng pelindung melainkan ini adalah ajakan Gubernur kepada setiap orang untuk melakukan rekonsolidasi demokrasi yang kini coba dirongrong oleh orang-orang dengan nafsu buta yang membuat kualitas demokrasi itu merosot dan terjun bebas.
“Hoax memang berangkat dari ongkos murah yang dimanfaatkan oleh mereka yang cedera akal sehatnya. Namun kemampuan hoax harus diakui berakselerasi begitu cepat menebar racun kebencian dan dapat menghancurkan martabat seseorang, untuk itu mari kita bersama bergerak untuk menebalkan benteng pertahanan dengan intelektualitas kita agar hoax tidak mudah menyusup masuk ke lingkungan kita,” tutupnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari