Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi- Dalam kegiatan pesta anak tanah yang diselenggarakan di Amay, Kabupaten Jayapura, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw dalam sambutannya juga membicarakan akses jalan Sentani -Depapre yang sudah lama rusak hingga saat ini.
“Pemerintah daerah sudah delapan tahun melakukan komunikasi mengenai jalan ini, karena ini jalan provinsi. Jalan dari kabupaten ke kabupaten itu jalan nasional, dan jalan dari distrik ke distrik itu jalan provinsi, sedangkan dan distrik ke kampung itu jalan kabupaten. Hal ini berlaku di seluruh Indonesia,” katanya. Selasa (4/1/2022) lalu.
Kata Mahtius, dengan adanya tol laut, maka akses jalan juga menjadi hal paling utama.”Karena tol laut masuk jadi kita minta meminta pemerintah pusat untuk mengambil alih jalur jalan ini karena sudah terlalu lama tidak dikerjakan sampai tuntas,” katanya.
Baca juga:
Jalan Depapre, jalan sejarah yang memakan korban
Bupati Jayapura kembali pertanyakan jalan utama Sentani-Depapre
Katanya lagi, dalam proses pengerjaan jalan Sentani -Depapre ini, memang pernah terseret kasus, namun pihak PU Provinsi Papua pernah diproses hukum. “Alasan provinsi tidak bisa di lanjutkan karena ada proses hukum. sebenarnya kasus sudah lama selesai, kita cari data di KPK dan MK hingga di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, masalah hukum pengerjaan jalan oleh pemerintah Provinsi Papua sudah selesai. Jadi tidak ada alasan untuk tidak dikerjakan,” tutur Awoitauw.
“Jalan di tempat lain itu licin (bagus) sekali. Padahal dengan adanya akses jalan yang baik akan menekan harga ekonomi, apalagi tol laut dapat subsidi negara dan sangat besar, dari pelabuhan ini akan mendiribusi ke daerah-daerah yang ada di Papua ini, tapi kalau jalan belum jadi itu biaya tinggi. Kita paksa tol laut ada di sini agar pemerintah bisa lihat jalan ini dan segera dikerjakan,” ujar Awoitauw.
Sementara itu Hendrik Ceper, salah seorang masyakarat penggunaan jalan Sentani -Depapre, mengaku kesal dengan kondisi jalan yang rusak bertahun-tahun.
“Pejabat mereka juga sering jalan bolak balik jalan Sentani -Depapre ini tapi dong mata buta ka atau mereka jalan di atas udara ka, masak jalan rusak parah begini tidak diperhatikan, jalan indah ada dekat dengan kota, bukan ada di hutan-hutan yang tersembunyi sana,” ucapnya.
Kata Hendrik, masyakarat Depapre juga punya hasil bumi yang kaya, baik laut dan darat yang dibawa menggunakan jalan darat ke pasar sentral. “Jalan seperti ini bagaimana mau cepat ke pasar, pemerintah harus bikin jalan bagus agar semua akses baik dari pelabuhan dan masyarakat yang bawa hasil bumi itu berjalan normal,” tuturnya.(*)
Editor: Syam Terrajana