Papua No.1 News Portal | Jubi
Brussels, Jubi – Para pemimpin Uni Eropa sedang mencari solusi ketika menghadapi krisis pasokan erengi. Mereka diperkirakan akan menyetujui pada pertemuan puncak dua hari yang dimulai Kamis, (24/3/2022) hari ini untuk bersama-sama membeli gas.
Kantor berita Antara melaporkan, pertemuan itu dilakukan Uni Eropa berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar Rusia dan membangun penyangga terhadap guncangan pasokan, tetapi blok itu tetap tidak mungkin memberi sanksi kepada minyak dan gas Rusia.
Tercatat invasi ke Ukraina oleh Rusia berdampak pemasok gas utama Eropa dan mendorong harga-harga energi yang sudah tinggi ke rekor. Hal itu telah mendorong Uni Eropa mencoba memangkas ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia dengan menaikkan impor dari negara lain dan dengan cepat memperluas energi terbarukan.
Baca juga : Invasi Rusia ke Ukraina bank dunia ingatkan tak menimbun makanan dan bahan bakar
Uni Eropa kembali sanksi Rusia sudah keempat kali
Minyak turun lagi Rusia penuhi kewajiban kontrak pasokan
Dalam draf kesimpulan KTT mereka yang dilihat oleh Reuters, para pemimpin akan setuju untuk bekerja sama dalam pembelian bersama gas, LNG, dan hidrogen menjelang musim dingin mendatang, dan mengoordinasikan langkah-langkah untuk mengisi penyimpanan gas.
Komisi Eropa mengatakan Rabu (23/3/2022) kemarin mengatakan siap memimpin negosiasi yang mengumpulkan permintaan dan mencari gas menjelang musim dingin mendatang, mengikuti model yang serupa dengan bagaimana blok tersebut membeli vaksin Covid-19.
Para pemimpin akan membahas rencana itu – serta undang-undang yang diusulkan bagi negara-negara untuk mengisi penyimpanan gas menjelang musim dingin – pada Jumat (25/3/2022) besok.
Pertemuan di Brussels juga bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan Presiden AS Joe Biden, yang akan menghadiri KTT Brussels pada Kamis, untuk mengamankan tambahan pasokan gas alam cair AS untuk dua musim dingin berikutnya.
Tercatat Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas kolektif Uni Eropa, 27 persen impor minyaknya, dan 46 persen impor batu bara. (*)
Editor : Edi Faisol