Papua No.1 News Portal | Jubi
New York, Jubi – Harga minyak menetap sekitar empat persen lebih tinggi pada akhir perdagangan pada Rabu, (9/3/2022). Laporan kantor berita Antara menyebutkan kondisi itu terjadi saat Amerika Serikat melarang impor minyak Rusia. Meski AS mengatakan kebijakan itu akan dihapus secara bertahap hingga akhir tahun, sehingga diperkirakan mengganggu pasar energi global dari Rusia yang dikenal sebagai pengekspor minyak mentah terbesar kedua.
Tercatat minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melonjak 4,77 dolar AS atau 3,9 persen, menjadi menetap di 127,98 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 133,09 dolar AS. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 4,30 dolar AS atau 3,6 persen, menjadi ditutup di 123,70 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi 129,40 dolar AS.
Baca juga : Perusahaan minyak Cina jual bahan bakar jet ke junta militer Myanmar
Pembukaan ekonomi di Eropa berdampak kenaikan harga minyak dunia
Harga minyak dunia naik saat persediaan AS turun
Harga minyak telah melonjak lebih dari 30 persen sejak Rusia menginvasi Ukraina, dan Amerika Serikat serta negara-negara lain memberlakukan serangkaian sanksi. Sanksi tersebut telah mengubah ekspor minyak dan gas Rusia bahkan sebelum larangan tersebut, karena para pedagang berusaha untuk menghindari pelanggaran sanksi di masa depan.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya. sedangkan Inggris mengatakan akan menghentikan impor minyak dan produk minyak Rusia pada akhir 2022, memberi pasar dan bisnis waktu untuk menemukan alternatif.
Saat ini Rusia mengirimkan 7 juta hingga 8 juta barel per hari minyak mentah dan bahan bakar ke pasar global. Sementara itu Amerika Serikat mengimpor sangat sedikit minyak dari Rusia, namun larangan itu adalah “Satu lagi sumber kehilangan pasokan,” kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.
Sebelum larangan AS diumumkan, Goldman Sachs telah menaikkan perkiraan Brent untuk 2022 menjadi 135 dolar AS dari 98 dolar AS dan prospek 2023 menjadi 115 dolar AS per barel dari 105 dolar AS, dengan mengatakan ekonomi dunia dapat menghadapi kejutan pasokan energi terbesar yang pernah ada karena peran kunci Rusia.
Banyak pembeli sudah menghindari minyak Rusia. Shell PLC mengatakan akan menghentikan semua pembelian spot minyak mentah Rusia setelah menuai kritik atas pembelian yang dilakukan pada 4 Maret. (*)
Editor : Edi Faisol