Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Manasse Bernard Taime selaku Ketua Pemuda Peduli Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura mengatakan sejumlah sungai yang bermuara ke Danau Sentani banyak membawa sampah dan kotoran ternak. Berbagai sampah itu akhirnya mencemari Danau Sentani, salah satu danau terbesar di Papua.
Sejumlah sungai yang mencemari Danau Sentani termasuk Kali Toladan dan Sungai Doyo Baru. Volume sampah yang terhanyut hingga ke Danau Sentani akan bertambah pada musim penghujan.
“Di semua kali itu ada sampah, bahkan kali yang kering juga ada sampah. Di musim penghujan, banyak yang buang sampah di kali. Saat hujan turun, sampah dan kotoran ternak yang dibuang warga ke kali itu [masuk] ke Danau Sentani,” kata Taime pada Senin (15/1/2021).
Taime menyatakan Sentani semakin banyak penduduk, sehingga warganya harus memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ia juga meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kabupaten Jayapura mau tegas menindak warga yang sembarangan membuang sampah.
Baca juga: Sampah di Sentani semakin mengganggu
“Kesadaran masyarakat sangat kurang. Kabupaten Jayapura butuh peraturan yang tegas. Satpol PP harus menerjemahkan aturan dengan benar, baik di pasar, lingkungan, dan perumahan. Percuma saja buat peraturan daerah kalau tidak ada tindak yang nyata, percuma karena tidak akan ada perubahan,” kata Taime.
Taime meminta warga yang tinggal di kawasan permukiman di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua, menghargai masyarakat adat yang bermukim di Danau Sentani. “Kepada mereka yang tinggal di kota, tolong sampah itu jangan buang ke kali. Kasihan masyarakat di danau. Di Danau Sentani itu ada manusia, dan danau bukan tempat sampah,” jelas Taime.
Warga perumahan Gadjah Mada Sentani, Bahar mengatakan sampah di kawasan permukiman Sentani sangat mengganggu. Saat turun hujan, kerap terjadi banjir yang membawa sampah ke kawasan perumahan Gadjah Mada, membuat rumah warga di sana penuh sampah.
“Banjir yang datang tidak hanya air, tapi banyak sekali popok, sampah lain, kantong juga karung [berisi sampah]. [Sampah itu akhirnya] terkandas di depan rumah, juga di halaman rumah,” jelasnya.
Bahar meminta warga tidak memanfaatkan saat banjir untuk membuang sampah. “Banjir itu bukan kesempatan [untuk] buang sampah. Tolong hargai orang lain, agar sampah itu tidak menyusahkan orang lain,” ucap Bahar yang sehari-hari bertani cabai itu. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G