Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Harga sirih anjlok di Pasar Pharaa, Sentani. Penurunan tersebut mencapai lebih separuh dari harga normal.
“Harganya turun sejak bulan kemarin. Biasa Rp35 ribu hingga Rp100 ribu sekilogram. Sekarang, hanya Rp15 ribu sekilogram,” kata Anita Hara, penjual sirih di Pasar Pharaa, Selasa (1/9/2020)
Anita menjual sirih dalam satuan kilogram, dan eceran atau tumpuk. Karena harga jual sirih menurun drastis, perempuan asal Buton itu pun membatasi jumlah dagangannya.
“Pada saat harga sirih sedang naik, saya biasa ambil (beli) lima kantong atau sekitar 10 kilogram (sehari). Harganya Rp300ribu hingga Rp1 juta. Namun, saat harganya turun seperti sekarang, saya cuma ambil tiga kantong sehari,” jelasnya.
Walaupun Anita sudah mengurangi stok penjualannya, dagang tersebut sering kali masih bersisa. Dia pun harus siap menanggung rugi lantaran sirih mulai membusuk.
“Saat ditinggal (belum terjual) selama 2-3 hari, sirih mulai ada yang membusuk. Itu karena sebagian besar sirih sudah tua,” ujar Anita
Berbeda dengan sirih, harga pinang justru melambung. Sekilogramnya mencapai Rp100 ribu.
“Sirih memang sedang murah, tetapi pinang justru lagi mahal. Isi (kualitasnya) padahal kurang bagus,” kata Paula Yoku, penjual pinang di Sentani.
Pinang yang dijual Yoku dipetik langsung dari pohonnya. Dia juga menjual sirih, tetapi tidak sebanyak pinang. Seperti Anita, Yoku juga membatasi penjual sirih karena khawatir tidak laku.
“Beli sirih sesuai kebutuhan (secukupnya) saja. Beli banyak takut membusuk sehingga bisa rugi,” ujarnya. (*)
Editor: Aries Munandar