Pemalangan Jalan Sentani – Depapre tidak halangi anak bersekolah

Jalan Rusak di Papua
Warga yang berunjuk rasa pada Rabu (23/3/2022) untuk menuntut perbaikan jalan penghubung Sentani - Depapre berpawai dari Kerto Sari menuju SMKN 1 Sentani. - Jubi/Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Jalan raya yang menghubungkan Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, dengan Pelabuhan Tol Laut Depapre di Kabupaten Jayapura telah diblokade warga dengan kayu palang sejak Rabu (23/3/2022). Pemalangan yang dilakukan untuk menuntut pemerintah memperbaiki jalan yang parah itu. Pemalangan itu dinyatakan tidak menghalangi akses anak pergi bersekolah.

Hal itu dinyatakan Koordinator Sentani – Depapre 105A, Agustinus Nasa. “Untuk anak sekolah, nanti ada solusi bagi mereka. [Untuk] anak sekolah, mereka tetap jalan, karena mereka harus ikut ujian sekolah. Kami cuma menutup akses kendaraan yang lewat di jalan ini untuk stop dulu, sampai ada pemerintah yang turun,” jelas Agustinus.

Read More

Jalan raya penghubung Sentani – Depapre itu berstatus jalan provinsi. Akan tetapi Pemerintah Provinsi Papua tak kunjung memperbaiki jalan yang telah rusak parah bertahun-tahun. Bahkan, peresmian Pelabuhan Tol Laut Depapre yang dibangun pemerintah pusat pun tak lantas membuat jalan itu diperbaiki.

Baca juga: Pemerintah jangan saling lempar tanggung jawab perbaikan jalan Sentani – Depapre

Warga telah berulang kali berunjuk rasa meminta Pemerintah Kabupaten Jayapura memperbaiki jalan itu. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Jayapura menyatakan tidak berwenang memperbaiki jalan itu, karena jalan itu berstatus jalan provinsi.

Pada Rabu, ribuan warga turun ke jalan dan menuntut pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut. Mereka memasang kayu palang untuk memblokade arus lalu lintas di jalan itu, dan menyatakan kayu palang itu baru akan dibuka jika pemerintah memastikan kapan jalan itu diperbaiki.

Baca juga: Jalan Sentani- Depapre belum dikerjakan, ribuan warga masyarakat Moi -Tanah Merah turun ke jalan

Salah satu warga, Abigael mengatakan pemalangan itu tidak boleh menghambat anak pergi ke sekolah. “Ada sebagian anak-anak itu sekolah di kota [Sentani]. Jadi, jangan mereka terkena dampak dari pemalanggan itu,” ucapnya.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan (STAKP) Burere Sentani, Erli Yoman menuturkan pemalangan jalan raya Sentani – Depapre itu membuat ia kesulitan pergi ke kampus. “Kemarin itu tidak ada yang ke kampus, soalnya mobil tidak ada, yang ada motor [saja], tapi tidak ada yang kasih tumpangan. Jadi dosen bilang nanti belajar melalui [aplikasi] Zoom saja,” ujarnya

Yoman berharap pemalangan jalan itu tidak akan berlangsung lama. “Soalnya kami biasa pakai mobil, karena kami tidak ada motor. Mau Zoom kalau keuangan pas-pasan, [tidak cukup untuk] beli paket data internet,” kata Yoman.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply