RT/RW diminta bangun bak sampah di permukiman masing-masing

Papua
Ilustrasi tumpukan sampah pada aliran sungai yang bermuara di Danau Sentani - Jubi/Engelbert Wally.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura, Chris K Tokoro meminta perangkat Rukun Tetangga/Rukun Warga membangun bak sampah di lingkungan permukiman masing-masing. Bak sampah itu akan memudahkan pengumpulan sampah warga, dan akan mempermudah pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan Pemerintah Kabupaten Jayapura.

Hal itu dinyatakan Tokoro kepada Jubi pada Rabu (17/2/2021). “Masyarakat harus punya inisiatif sendiri untuk membangun bak sampah, dipandu oleh, RT/RW yang bekerja sama dengan lurah. Jadi bak sampah itu mereka yang bangun, bukan dinas yang bangun. [Pembangunan] itu disponsori kepala distrik dan lurah,” kata Tokoro di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua.

Read More

Dari pantauan Jubi di lapangan pada Selasa (16/2/2021), bak sampah seperti yang dimaksud Tokoro antara lain ada di perumahan BPD Gunung Sentani. Dengan membangun bak sampah berukuran sekitar 2 x 3 meter persegi, masyarakat di sana mulai tertib membuang sampah di bak tersebut.

Tokoro menyatakan sudah ada sejumlah kampung lain yang berinisiatif membuat bak sampah di permukiman mereka. “Contoh itu Kampung Sereh, mereka sudah bangun. Kampung Sereh menjadi kampung percontohan, mereka bergerak karena inisiatif sendiri. Di BPD Gunung [Sentani] itu juga sama,” jelas Tokoro.

Baca juga: Jalan terlalu terjal, TPA Waibron belum bisa beroperasi

Tokoro menyatakan bak sampah di permukiman itu akan mempermudah pengumpulan sampah warga, dan akan memudahkan pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan. “Dengan adanya bak itu, petugas angkat [sampah] setiap pagi. Kalau bak penuh sore, juga mereka angkut,” ucap Tokoro.

Ia menyatakan saat ini Dinas Lingkungan Hidup memiliki 12 truk pengangkut sampah, namun ada satu truk dalam kondisi rusak. “Ada satu truk sedang rusak, jadi yang beroperasi 11 [unit truk]. Masyarakat jangan buang sampah ke kali. Sampah kan tidak banyak, hanya sekantong. Jadi isi di kantong, baru bawa pake motor buang dalam bak,” tutur Tokoro.

Seorang warga Kampung Toladan, Eddy Wonda menyarankan adanya program bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang harus dibuang di Tempat Pembuangan Sementara atau Tempat Pembuangan Akhir. Ia juga meminta RT/RW setempat aktif mendorong warga ikut memilah sampah dan membuang sampah di bak sampah setempat.

Eddy Wonda mengaku bank sampah itu sangat membantu sehingga Rt yang belum ada harus mulai punya rancangan bangun bak sampah. “Saya lihat di Sereh, Sosial BPD Gunung [Sentani], itu sudah ada. Di Toladan sudah ada, tetapi di RW bagian bawah. RT yang lain perlu ikut,” kata Wonda. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply