Massa dari Sentani jalan kaki ke Kota Jayapura

Ilustrasi, massa unjukarasa menolak tindakan diskriminasi dan rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang bergerak menuju Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (19/8/2019) - Jubi/IST
Ilustrasi, massa unjukarasa menolak tindakan diskriminasi dan rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang bergerak menuju Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (19/8/2019) – Jubi/IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Masa aksi demonstrasi terkait rasisme mulai berjalan kaki dari Sentani menuju Kota Jayapura sejak pukul 9.51 WIT. Aksi ini membuat aktivitas kendaraan macet total dan sebagain kios dan pertokoan tutup.

Read More

Dari pantauan Jubi di lapangan, Kamis (9/8/2019), kemacetan terjadi dari jalan masuk Dunlop hingga depan lapangan futsal Bustomi Sentani, sebagain kendaraan mobil, bus, dan motor terpakasa harus memutar balik kendaraan mereka.

Salah seorang supir angkutan umum jurusan Sentani-Hawai, Mamo, mengatakan dirinya terpaksa memutar balik mobilnya demi keamanan.

“Saya bawa penumpang yang mau turun di depan SMKN 1 Sentani, tapi terpaksa harus berhenti dan putar balik kendaraan,” ucapnya, kepada Jubi di Sentani, Kamis (29/8/2019).

Ia juga hawatirkan jika terjadi tindak anarkis atau baku lempar hingga kendaraan rusak.

“Saya takut jangan sampe baku lempar saja, soalnya yang ambil gambar dan video saja dapat lempar,” kata Mamo.

Di tempat terpisah Alfonsius Wenda, mengatakan massa dari Sentani berjalan kaki hingga Waena, Kota Jayapura.

“Kami akan jalan kaki sampe Waena dan lanjut ke Kota (Jayapura), jadi kita sambil baku jemput yang di jalan-jalan,” jelasnya.

Dari pagi massa sudah berdatangan dan saling tunggu di sepanjang jalan.

“Ini demi harga diri kita, kita bukan bangsa monyet, Tuhan ciptakan kita sama seperti Dia yang menciptakan kita, kenapa kami di sebut monyet,” kata Wenda.

Wenda menambahkan massa yang turun begitu banyak dan tidak bisa diperkirakan berapa jumlahnya.

“Mau orang tua kah, anak muda kah, ibu-ibu kah, anak sekolah kah, semua turun, ada yang pake seragam sekolah SMA dan SMP yang ikut aksi ini,” ucapnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply