Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Pemerintah Kabupaten Jayapura kesulitan untuk menambah luasan taman kota di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, karena terbatasnya lahan mendatar di sana. Hal itu dinyatakan Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Jayapura, Samuel Tikupasang di Sentani, Rabu (3/11/2021).
Tikupasang menyatakan lahan mendatar di Sentani terbatas, karena wilayah Sentani yang memanjang di kaki Pegunungan Cycloop. Menurutnya, lahan mendatar yang terbatas itu dibutuhkan para warga yang bertani.
“Petani yang menjadi masalah, karena kotanya [memiliki lahan mendatar yang] sangat sempit. Jadi kami dari Bidang Pertamanan [sudah] laporan ke pimpinan, ada beberapa lokasi [dengan lahan mendatar], namun lokasi itu tidak memenuhi syarat untuk menjadi kawasan hijau,” kata Tikupasang.
Baca juga: Bupati Jayapura harap kampung-kampung adat makin kreatif
Tikupasang menyatakan pihaknya pernah mencoba membangun taman kota di Kompleks Makam Theys Hiyo Eluay. “Kami perna mencoba untuk buat kawasan hijau di makam They. H. Eluay. Persoalan lain masalah lahan,” ujarnya.
Ia menyatakan Pemerintah Kabupaten Jayapura juga ingin membangun taman kota yang bisa menjadi tempat bagi warga Sentani bersantai. “Kami rindu punya ruang terbuka kawasan hijau, minimal tidak buat hutan saja,” jelasnya.
Tikupasang menjelaskan untuk mengatasi keterbatasan lahan mendatar itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura mengembangkan jalur hijau. “Karena kondisi kota Sentani seperti itu, kami hanya sebatas [membuat] pembatas jalan dan bahu jalan [yang] disebut dengan jalur hijau,” ucapnya.
Baca juga: Masyarakat adat harus miliki kepastian hukum atas wilayah adatnya
Akan tetapi, pengembangan jalur hijau pun bukan tanpa tantangan. Sering kali bunga dan tanaman yang ditanam di pot jalur hijau hilang. “Bunga itu pasti ada saja yang hilang. Pagi petugas tanam, pagi berikut sudah hilang. Harusnya itu masyakarat jaga bersama,” ujarnya.
Raga, salah satu warga Sentani mengatakan Sentani perlu memiliki taman kota. “Kawasan hijau di Sentani ini harus ada. Orang dari arah Waena [yang] datang ke Sentani itu mau berteduh ambil angin di mana? Kadang bingung, saya sendiri juga alami hal itu,” ujarnya
Menurutnya, jika Sentani memiliki lebih banyak taman kota, keindahan kota akan bertambah. “Hal itu harus dipikirkan pemerintah, dalam hal ini dinas terkait,” kata Raga. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G