TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Dugaan bisnis PCR, Luhut dan Erick Thohir dilaporkan ke KPK

PCR Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Menteri Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir dilaporkan ke KPK terkait dugaan ambil untung dari bisnis Polymerase Chain Reaction (PCR). Laporan mengacu sejumlah bukti data awal bagi KPK untuk mengusut.

“Kami ingin melaporkan desas-desus di luar, ada dugaan beberapa menteri yang terkait dengan bisnis PCR, terutama kalau yang sudah disebut banyak media itu adalah Menko Marves sama Menteri BUMN, Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir,” ujar Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) Alif Kamal Waketum Prima, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (4/11/2021).

Baca juga : Kriminalisasikan pegiat HAM, Luhut tegaskan tak terlibat bisnis-tambang di Papua
Menteri Risma laporkan 21 juta data ganda penerima Bansos ke KPK
Penetapan wakil kepala daerah Bekasi, mahasiswa minta KPK menyelidiki politik uang

Alif meminta KPK mengusut dugaan keterlibatan dua menteri tersebut dalam bisnis PCR. Sedangkan bukti dugaan bisnis meteri yang beredar di media salah satunya hasil  investigasi dari majalah Tempo.

“Ini saya pikir menjadi data awal bagi KPK untuk bisa mengungkap ini, panggil aja itu Luhut, panggil aja itu Erick agar kemudian KPK clear menjelaskan kepada publik bahwa yang terjadi seperti ini,” kata Alif menambahkan.

Menurut Alif, dugaan bisnis PCR pejebat negara itu juga disebut oleh Indonesia Corruption Watch (ICW).

Sebelumnya, mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto menyebut sejumlah menteri pemerintahan Presiden Joko Widodo terlibat bisnis tes PCR. Menurut Kristianto, para menteri itu terafiliasi dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), penyedia jasa tes Covid-19.

Luhut pun membantah kabar itu.”Saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia,” kata Luhut pekan lalu.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, membantah tudingan Erick bermain-main dalam bisnis PCR itu, karena PT GSI, perusahaan yang dikaitkan dengan Erick hanya melakukan 700 ribu tes atau tak signifikan dibandingkan keseluruhan pengetesan.

“Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen,” ungkap Arya (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us