Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Bupati Kabupaten Yahukimo, Didimus Yahuli menyesalkan terjadinya unjuk rasa menolak rencana pemekaran Provinsi Papua di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, pada Selasa (15/3/2022) yang berakhir dengan bentrokan hingga menewaskan pengunjuk rasa. Ia menyatakan sebelumnya Pemerintah Kabupaten Yahukimo dan para tokoh agama serta tokoh masyarakat sudah meminta semua pihak menahan diri dan tidak berunjuk rasa.
Hal itu dinyatakan Didimus Yahuli saat dihubungi Jubi pada Selasa. “Koordinator lapangan harus bertanggungjawab, karena kami, Pemerintah Kabupaten Yahukimo, [bersama] masyarakat [dan] tokoh gereja sudah menyatakan bahwa tidak boleh ada demo-demo,” kata Yahuli.
Menurutnya, imbauan agar semua pihak tidak berunjuk rasa itu disampaikan karena banyak warga masih trauma dengan konflik antar warga yang terjadi pada 3 Oktober 2021. Ia menyesalkan ada pengunjuk rasa yang akhirnya menjadi korban dan meninggal dunia. Ia juga menyesalkan terjadinya amuk massa yang membakar sejumlah roko dan kantor dinas Pemerintah Kabupaten Yahukimo.
Baca juga: Bupati Yahukimo benarkan info penembakan demonstran tolak pemekaran Papua
“Orang semua masih trauma, dan banyak orang yang bisa menunggangi demo-demo seperti itu. Tetapi mereka nekat dan paksakan, [demo] tanpa izin juga dari kepolisian. Mereka nekat dan paksakan, akhirnya ada korban jiwa dan ada kerusakan material yang bukan main. Ada ruko-ruko yang terbakar. Juga ada kantor pemerintah kantor yang bersejarah, dulu [menjadi] Kantor DPRD [Yahukimo], itu dibakar massa. Itu semua yang [harus] bertanggung jawab adalah korlap,” kata Yahuli.
Demonstrasi menolak rencana pemekaran Provinsi Papua terjadi di Dekai pada Selasa. Sejumlah narasumber yang dihubungi Jubi menuturkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan terjadi karena demonstran memprotes seorang polisi yang membawa kamera mengambil gambar mereka. Protes itu berlanjut dengan adu mulut, lalu terjadi pelemparan batu.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata, membuat massa kacau, dan bunyi tembakan juga terdengar. Sejumlah dua peserta unjuk rasa itu, Yakob Meklok (39) dan Esron Weipsa (19) ditemukan meninggal dengan luka tembakan. Sedikitnya ada empat orang warga lain yang juga terluka dalam insiden itu, dan tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal saat dihubungi Jubi mengenai insiden di Dekai pada Selasa itu mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan data dan informasi. “Sedang kami cek tentang kronologis dan kerugian, baik barang maupun yang lainnya,” kata Kamal. (*)
Jurnalis Jubi, Jean Bisay, turut berkontribusi dalam pemberitaan ini.
Editor: Aryo Wisanggeni G