Papua No.1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Warga mengalami kesulitan memasarkan hasil bumi di Kampung Wayau, dan Koa di Distrik Malind, Merauke. Kondisi jalan rusak berat bahkan tidak bisa dilewati kendaraan bermotor saat musim penghujan.
“Jalan telah dibuka (dibangun), tetapi belum beraspal. Pada saat musim penghujan, jalan tidak bisa dilintasi sepeda motor (karena licin dan becek),” kata Gervasius Ndiken, warga Koa, Jumat (4/12/2020).
Ndiken mengatakan kerusakan jalan tersebut membuat mereka kesulitan menjual umbi-umbian dan ikan ke pasar. Warga telah mengusulkan pengaspalan jalan Wayau-Koa, tetapi tidak kunjung terealisasi. “Kami seperti dianaktirikan pemerintah.”
Tokoh warga Malind Hendrikus Hengky Ndiken berharap Pemerintah Kabupaten Merauke memprioritaskan peningkatan kualitas jalan di perkampungan Orang Asli Papua tersebut. “Saya sudah lihat, kondisi jalannya rusak berat.”
Petrus Basik-Basik, warga Wayau meminta pemerintah kampung juga memperhatikan pembangunan nonfisik. Dia mengatakan penggunaan dana desa selama ini masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur, seperti jalan dan perumahan.
“Sedikit, sedikit digunakan untuk jalan dan (bedah) rumah padahal banyak program prioritas lain, seperti bantuan modal usaha. Jika ada bantuan modal, usaha warga bisa berkembang,” kata Basik-Basik.
Basik-Basik mengaku mereka telah mengusulkan hal tersebut kepada Pemerintah Kampung Wayau, tetapi tidak digubris. Karena itu, dia berharap para pengambil kebijakan di Merauke turut meminta pemerintah kampung setempat memperhatikan aspirasi warga tersebut.
Wakil Ketua DPRD Merauke Dominikus Ulukyanan menilai tata kelola dana desa memang masih harus dibenahi. Banyak warga mengeluhkan pemanfaatan dana tersebut di Merauke. “Dana mencapai miliaran rupiah, tetapi pemanfaatannya sering tidak jelas di sejumlah kampung.” (*)
Editor: Aries Munandar