Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Pengelola tempat wisata Tungkuwiri di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibhu, Kabupaten Jayapura, Ricard Pangkatana, mengatakan dengan kondisi obyek wisata ini yang maikin tertata membuat pengunjung yang berdatangan makin banyak.
“Sejak bulan Desember jumlah pengunjung di Tungkuwiri (per hari) mencapai 200 orang yang datang menggunakan motor dan sekitar 80-an yang menggunakan mobil. Ini jumlah pengunjung yang terhitung dari pagi sampai malam,” jelasnya, saat ditemui Jubi di Sentani, Minggu (16/2/2020).
Tarif yang dikutip dari setiap pengujung juga relatif murah.
“Kami hanya tagih kendaraan motor Rp5 ribu dan mobil Rp10 ribu. Kalau kita mau hitung orang baru bayar itu adoh sayang kasihan jangan sampai uang tidak cukup lagi baru kami minta mahalkan kurang bagus, tapi dengan harganya yang kami berikan ini tidak masalah bagi pengunjung,” kata Ricard.
Dengan semakin tertatanya tempat wisata Tungkuwiri, membuat pemasukan dari setiap pengunjung juga cukup lumayan untuk digunakan dalam pengembagan lokasi wisata ini.
“Saat hari ramai seperti hari libur nasional atau hari Sabtu dan Minggu, pendapatan bisa mencapai Rp2-3 juta. Sedangkan di hari biasa hanya sekitar Rp800-900ribu saja,” ucapnya.
Pria asal Doyo Lama ini menuturkan mereka yang hendak berfoto dan melihat eloknya pemandangan dari Tungkuwiri, datang dari berbagai daerah.
“Selain dari wilayah Sentani, Kota Jayapura, Keerom, ada juga yang dari daerah lain. Ketika mereka tiba, ada yang penasaran karena lihat di medsos,” jelas Pangkatana.
Seorang pengunjung Tungguwiri asal Flores, Helen, mengatakan dirinya sangat senang dengan Tungkuwiri yang sekarang ini.
“Kalau yang dulu itu jalan masuk gelombang-gelombang dan mau naik ke puncak agak sulit, setelah dibuat (tangga-tangga) ini membuat saya dan teman-teman naik ke atas itu dengan senang dan kami lama juga di atas bukit,” ucapnya.
Kata permpuan Flores ini mengatakan sebagai pengunjung berharap tempat wisata seperti ini harus terus dijaga dan dikelola dengan baik.
“Saya suda beberapa kali ke tempat ini, walau datangnya dari Waena, ketika foto-foto di atas bukit dan posting foto di medsos, teman-teman saya banyak yang tanya, kalau fotonya itu dimana karena bagus mereka bilang, dan ini pesan yang baik jadi yang kurang-kurang itu harus dibenahi,” pungkasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari