Tangkal corona, sekolah hanya sediakan sabun cair

Pelaksanaan ujian sekolah di SMA Kristen Koinonia Sentani - dok. pribadi.
Pelaksanaan ujian sekolah di SMA Kristen Koinonia Sentani – dok. pribadi.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Berbagai upaya dilakukan pihak sekolah agar Ujian Nasional Berbasis Komputer, tetap berjalan walaupun di tengah kondisi pandemi covid-19. Mereka melakukan pencegahan terhadap penularan virus corona dengan meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan dan kebersihan pribadi.

Read More

“Kamu menyediakan sabun cair. Sebelum melakukan aktivitas belajar-mengajar (ujian dimulai), (guru dan siswa) harus membersihkan tangan masing-masing,” kata Kepala SMK Negeri 5 Penerbangan Waibhu Budi Riyanto, Rabu (18/3/2020).

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk sekolah kejuruan berlangsung selama empat hari, sejak Senin. UNBK tetap digelar lantaran belum ada kebijakan khusus dari pemerintah setempat untuk meliburkan kegiatan tersebut.

“Aktivitas (UNBK) tetap berjalan, tetapi kami sampaikan kepada guru dan anak-anak (siswa) untuk tetap berjaga-jaga (menjaga kesehatan). Kalau memang ada kebijakan untuk menunda UNBK, kami siap melaksanakannya demi keselamatan anak-anak (siswa) dan guru,” jelas Budi.

UNBK untuk sekolah kejuruan bersamaan waktunya dengan pelaksaan ujian sekolah di SMA. Selama UNBK dan ujian sekolah, siswa kelas X dan XI pun diliburkan. Mereka bakal masuk sekolah kembali pada Jumat.

Kabupaten Jayapura memang belum menerapkan kebijakan meliburkan sekolah seperti di sejumlah daerah di Indonesia, guna mengantisipasi penyebaran virus corona.  Pelajar di berbagai jenjang pendidikan tetap bersekolah seperti biasa.

Serupa dengan SMK Negeri 5 Penerbangan, pihak SMA Kristen Koinonia Sentani juga melakukan upaya pencegahan penyebaran korona di lingkungan pendidikan mereka. Selain menyiapkan sabun cair untuk mencuci tangan, mereka membersihkan meja dan bangku serta peralatan sekolah.

“Kami hanya bisa menyediakan sabun cair karena hand sanitizer (penyanitasi tangan), antiseptik, dan masker sulit diperoleh. Apotek dan toko obat tidak ada lagi yang menjualnya,” kata Kepala SMA Kristen Koinonia Cicilia Irna Wijayanti. (*)

 

Editor: Aries Munandar

Related posts

Leave a Reply