Papua No.1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – SMA Negeri 3 Nabire di Kampung Sanoba Distrik Nabire, Papua, memperbaiki salah satu jembatan yang rusak.
Kegiatan tersebut melibatkan seluruh guru SMAN 3, siswa, dan komite sekolah serta masyarakat di sekitar jembatan.
Perbaikan ini dilakukan karena jembatan ini merupakan salah satu akses penghubung antara Kampung Sanoba (Distrik Teluk Kimi dan Kelurahan Siriwini Distrik Nabire).
Jembatan ini juga merupakan akses yang dilalui masyarakat Kampung Sanoba bawah, yang terdapat beberapa Sekolah di Daerah tersebut.
Kepala Sekolah SMA N 3 Nabire Titis Sulistiowati kepada Jubi, Kamis
(12/8/2021) mengatakan, perbaikan jembatan ini merupakan bakti sosial menjelang HUT SMA N 3 Nabire yang ke-17 pada tanggal 15 Agustus 2021 nanti.
“Sebenarnya ini baksos rutin tiap Tahun yang kami lakukan. Biasanya jelang Natal Tahun Baru atau Lebaran atau HUT sekolah kami ke panti-panti asuhan. Hanya karena kebetulan jembatan ini sedang rusak maka keputusannya diperbaiki,” kata Sulistiowati.
Menurutnya jembatan ini diperbaiki karena sebagai akses utama siswa SMAN 3 menuju sekolahnya dan warga dari Kampung Sanoba.
Selain itu jembatan tersebut telah banyak
memakan korban terutama pengguna jalan termasuk ibu-ibu guru dan siswa yang pulang pergi ke Sekolah. Sebab bila hujan kayunya licin, belum lagi kalau kayunya lapuk atau bantalan kayunya terlepas
“Ibu guru atau siswa lewat pas hujan sering jatuh karena licin. Apalagi kalau kayunya terlepas atau rusak. Pernah kayu lapuk atau rusak total sampai aksesnya terputus, jadi kami izin ke Lurah dan Kakam untuk perbaiki,” tuturnya.
Dijelaskannya, biaya perbaikan jembatan tersebut diperoleh dari swadaya dewan guru bersama komite SMAN 3 Nabire, yang diperoleh dari kegiatan rutin Humas sekolah dalam mengumpulkan dana sukarela untuk kegiatan bakti sosial.
“Biayanya dari kami sendiri, swadaya dari sumbangan suka rela guru dan komite untuk menunjang kegiatan sosial sekolah,” lanjut Sulistuowati.
Ketua Komite Sekolah SMA N 3 Nabire, Utrecht Marey menyatakan sangat mendukung apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam perbaikan jembatan penghubung.
Marey bahkan mengaku, telah beberapa kali melakukan lobi ke pemerintah untuk menyampaikan kepada penanggungjawab jalan dan jembatan, namun hingga kini tak kunjung mendapatkan jawaban.
“Saya sangat mendukung pekerjaan perbaikan jembatan ini. Sebab, bukan hanya anak sekolah tapi masyarakat juga gunakan. Sudah beberapa kali saya sampaikan dan lobi tapi belum ada tanggapan sampai sekarang,” ungkap Marey.
Salah seorang siswa kelas XI, Aloni Bagubau menambahkan, terkadang jika jembatan rusak, ia harus berputar melewati jalan atas (jalan menuju Pelabuhan) dan melewati Kampung Sanoba lalu berputar balik menuju sekolah. Jika demikian waktu yang ditempuh bisa mencapai 20 menit untuk tiba di sekolah.
“Padahal kalau jembatan bagus kita cepat saja tiba di sekolah. Jadi kami perbaiki supaya bagus untuk dilalui,” katanya. (*)
Editor: Edho Sinaga