Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Fotografer Stracky Yali ikut memberikan dukungan dan berkampanye untuk membebaskan juru bicara internasional Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor Yeimo, yang saat ini mendekam di rumah tahanan (rutan) Markas Komando (Mako) Brimob Polda Papua di Kota Raja, Kota Jayapura.

“Konsep ini mewakili rakyat dimana saja berada, entah itu yang kerja di pemerintahan maupun swasta, sebab Victor Yeimo dipenjarakan atas kasus rasisme yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswi di Surabaya tanggal 16 Agustus 2019,” katanya kepada Jubi melalui panggilan telepon selulernya, Kamis (12/8/2021).

Yali mengatakan jika benar ada pelanggaran yang dilakukan Victor Yeimo pada aksi spontan yang membludak tanggal 19 Agustus 2019 di Jayapura, saat aksi itu diikuti oleh ribuan orang yang merasa martabatnya dihina.

“Saya meminta kepada pihak kepolisian untuk segera membuktikan bersama alat bukti bahwa Victor membunuh orang, memukul atau mencuri barang milik orang lain. Segera ungkap di pengadilan bahwa saudara VY telah berbuat salah dan melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Jika tidak kenapa harus ditahan dalam ruangan isolasi Mako Brimob. Semua orang tahu bahwa ada 7 aktivis mahasiswa dan pemuda telah menjalani proses persidangan di Balikpapan,” katanya.

Yali berpesan agar semua pejabat yang turut serta melakukan aksi rasis pada 19 Agustus 2019, baik itu legislatif maupun eksekutif, segera ditangkap dan diproses sesuai hukum Indonesia.

“Jika tidak, kami akan memobilisasi umum untuk turun jalan dan memenuhi penjara-penjara yang ada di teritori Tanah Papua,” katanya.

Baca juga: Teka-teki keselamatan Victor Yeimo

Sementara itu, budayawan Papua, Titus Christ Pekey, minta Polda Papua membebaskan Viktor Yeimo. Apa masalahnya hingga berbulan-bulan sehingga Viktor Yeimo ditahan.

“Polda mesti melihat pakai pendekatan budaya tanpa masa penahanan Viktor Yeimo terus berlarut, mesti memerhatikan nilai kemanusiaannya tanpa kaitkan dengan masalah lain,” katanya.

Pekey mengatakan rasisme terhadap OAP yang terjadi di Indonesia lalu menangkap Viktor Yeimo itu tidak beralasan.

“Viktor adalah korban rasis. Mengapa hingga hari ini masih ada dalam tahanan mako Brimob,” katanya.

Pekey mengatakan Kapolda Papua harus segera membebaskan Viktor Yeimo. Dia adalah korban rasisme yang ditahan hingga berlarut-larut.

“Saya pertanyakan masa tahanannya. Kapan bebaskan? Bebaskan tanpa syarat dan minta maaf kepada keluarganya,” katanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari