Ronald G Petocz penulis buku Konservasi Alam dan Pembangunan di Irian Jaya wafat

papua
Dr Ronald G Petocz. Ist

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi- Dr Ronald G Petocz (1941-2022) pertama kali berkunjung ke Irian Jaya (Papua dan Papua Barat) pada Juni 1980 dan mendapat kesempatan mengunjungi pelbagai daerah yang menakjubkan. Dia menuliskan kisah itu dalam Pengantar bukunya yang  berjudul “Konservasi Alam dan Pembangunan di Irian Jaya” . Dia menulisnya dalam kapasitas  sebagai Pemimpin Proyek WWF/IUCN Irian Jaya di Jayapura.

Peneliti konservasi di Papua ini baru saja menyumbangkan buku-bukunya kepada Perpustakaan Universitas Negeri Papua (Unipa) di Manokwari. Menurut rekan kerjanya selama di Papua Yance de Fretes, Dr Ronald G Petocz meninggal dua pada 22 Februari lalu di Laos, Kamboja.

Read More

“ Minggu lalu ia masih email saya dan menanyakan soal konservasi di Papua,”kata Yance de Fretes PhD mantan peneliti dari WWF era 1980 an. Dia juga menanyakan buku- bukunya yang disumbangkan kepada Unipa di Manokwari.

Selama di Jayapura, ia tinggal perumahan bekas Fundwi di Angkasa Indah, bagi anak anak di Angkasa Indah. Ronald G Petocz terkenal ramah dan suka berkeliling kota dengan menaiki motor trailnya yang kala itu masih tergolong langka di Kota Jayapura.

Buku setebal 357 halaman yang disusunya merupakan hasil pengamatan dan penelitiannya selama enam tahun di tanah Papua. Ia lahir pada 1 Juli 1941 di Passaic, New Jersey, Amerika Serikat. Ia meraih sarjana muda geologi pada Universitas Tulsa, Oklahoma. Tanpa melalui MSc, gelar PhD diperoleh dengan mengambil spesialisasi Paleontologi pada Universitas Alaska di AS pada 1968.

Setelah meraih PhD, ia bekerja sebagai Research Fellow Pemeirntah Canada pada Universitas Calgary Environmental Science Centre untuk mempelajari ekologi dan tingkah laku biri biri dan kambing pegunungan.

Sebagai ekolog, Petocz aktif merencanakan berbagai kegiatan konservasi dan lingkungan hidup serta banyak menulis sebagai anggota Komisi IUCN National Parks amnd Protected Areas (CNPPA), Species Survivak Service. Pulau Irian atau tanah Papua merupakan tempat kedua dan langsung menangani peneltian dan pengamatannya selama enam tahun. Sebelumnya ia pernah memimpin program konservasi WWF/ICUN dab FA)/UNDP selama delapan tahun di Afghanistan. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply