Identifikasi jenazah penting bagi keluarga, mulai dari urusan santunan sampai warisan

Moses Ohee, Ondoafi Kampung Harapan ketika menunjukkan kuburan massal, Rabu (20/3/2019) - Jubi/Timo Marten.
Moses Ohee, Ondoafi Kampung Harapan ketika menunjukkan penggalian lubang kuburan massal, Rabu (20/3/2019) – Jubi/Timo Marten.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Ajun Komisaris Besar dr Hery menyatakan pihaknya masih terus berupaya mengidentifikasi setiap jenazah yang telah diterima rumah sakitnya. Identifikasi seluruh jenazah para korban diharapkan selesai secepatnya, agar tidak ada korban yang perlu dimakamkan secara massal.

Read More

“Sampai saat ini ya, kami masih mengidentiikasi setiap jenazah yang telah kami terima. Kami berupaya semua jenazah terindentifiikasi, dan menghindari jenazah korban dimakamkan secara massal,” kata Hery di Jayapura, Rabu (20/3/2019). Hingga Rabu siang, tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Papua telah mengumumkan 43 nama korban yang jenazanhnya telah teridentifikasi.

Hery menjelaskan, penguburan massal bisa dilakukan jika tim DVI tidak berhasil mengidentifikasi jenazah para korban banjir bandang. “Kami berupaya semaksimal mungkin, karena identifikasi itu menyangkut banyak kepentingan keluarga korban. Misalnya, dalam hal santunan, dalam hal asuransi, dalam urusan waris, dan sebagainya,” kata Hery.

Hery menyatakan sejumlah pihak yang kehilangan anggota keluarganya telah menyampaikan keberatan dengan rencana pemakaman massal jenazah para korban banjir bandang yang menerjang Kabupaten Jayapura pada Sabtu (20/3/2019) lalu. “(Keberatan sejumlah keluarga akan kami laporan ke Pemprov,” ujarnya.

Terkait dengan masa tanggap darurat penanganan korban banjir bandang Kabupaten Jayapura yang tersisa sepuluh hari lagi, Hery menyatakan tim DVI Polda Papua akan berupaya mengidentifikasi semua jenazah korban secepatnya. “Proses identifikasi terhadap jenazah menggunakan dua metode yaitu memakai data primer seperti struktur gigi, sidik jari, dan test DNA. Metode kedua memakai data sekunder seperti ciri korban, dan apa yang dikenakan korban pada hari kejadian,” kata Hery.

Meskipun jumlah jenazah korban banjir badang yang dikirimkan ke RS Bhayangkara bertambah pada Rabu (20/3/2019), Hery menyatakan rumah sakit itu masih memiliki tempat yang memadai untuk menyimpan seluruh jenazah itu. “Lemari pendingin masih cukup hingga hari ini. Kalau jenazah sudah masuk dalam lemari pendingin maka aman, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengusulkan penguburan massal jenazah para korban banjir bandang. Penguburan massal itu dinyatakan Tinal akan dilakukan Rabu (20/3/2019) siang ini.“Kondisi jenasah sudah tidak memungkinkan untuk ditahan lagi, masyarakat sudah setuju, tokoh agama juga sudah siap,” kata Tinal di posko tanggap darurat Gunung Merah, Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Selasa (19/3/2019). Pada Rabu siang, Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan rencana pemakaman massal para korban banjir banjir bandang itu ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply