Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal pada Jumat (18/3/2022) menyatakan aktivitas masyarakat di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, Papua, berangsur normal pasca bentrok antara demonstran tolak pemekaran Papua dan aparat keamanan yang terjadi pada Selasa (15/3/2022). Kamal berharap situasi Dekai dan Kabupaten Yahukimo akan terus membaik.
Kamal menyatakan situasi Dekai yang sudah aman dan kondusif harus terus terjaga. “Dengan harapan pembangunan semakin baik dan maju,” ujarnya.
Menurut Kamal, pada Kamis (17/3/2022) Kepolisian Resor Yahukimo dan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskimum) Kepolisian Daerah (Polda) Papua telah menangkap tiga orang yang diduga terlibat perusakan dan pembakaran sejumlah ruko dan kantor pemerintah di Dekai. Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Komnas HAM Papua lakukan investigasi tewasnya 2 demonstran di Yahukimo
“Kemarin penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang saksi, melakukan olah TKP. Selain itu, tim juga telah mengamankan barang bukti di beberapa tempat kejadian,” ujar Kamal.
Polisi telah menetapkan satu orang berinisial L sebagai tersangka yang ikut dalam aksi unjuk rasa berakhir ricuh. Saat ini, penyidik masih melakukan pendalaman terhadap para saksi, baik dari masyarakat maupun polisi yang saat itu ada di lapangan. “Pendalaman terhadap para saksi dan tersangka dilakukan untuk memastikan apakah ada tersangka lainnya yang terlibat,” katanya.
Pada Selasa (15/3/2022) lalu, terjadi demonstrasi menolak rencana pemekaran Provinsi Papua terjadi di Dekai. Awalnya, unjuk rasa itu berlangsung dengan damai dan tertib, dan para demonstran bergantian menyampaikan aspirasi mereka menolak rencana pembentukan DOB atau provinsi baru. Para demonstran dan polisi juga sempat bernegosiasi, ketika demonstran meminta polisi menghadirkan anggota DPRD Yahukimo untuk menerima aspirasi mereka.
Baca juga: KNPB bantah tuduhan polisi terkait demo tolak pemekaran Papua di Dekai
Sejumlah narasumber yang dihubungi Jubi menuturkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan terjadi setelah seorang polisi yang membawa kamera mengambil gambar para pengunjuk rasa. Sejumlah pengunjuk rasa memprotes hal itu. Protes itu berlanjut menjadi adu mulut antara demonstran dan polisi, lalu terjadi pelemparan batu.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata, membuat massa kacau. Dalam kekacauan itu, Yakob Meklok dan Esron Weipsa tertembak peluru tajam dan meninggal dunia. Yakob Meklok meninggal dunia karena luka tembak di bawah ketiak kanan. Sementara Esron Weipsa meninggal karena luka tembak di punggung kiri.
Selain itu, ada tiga orang lain yang menjadi korban terluka dalam bentrokan tersebut. Mereka adalah Briptu Muhammad Aldi (luka di bagian kepala), Itos Hitlay (luka tembak di paha kiri), dan Luki Kobak (luka tembak di paha kanan). Peristiwa itu memicu amuk massa yang membakar sejumlah roku dan kantor pemerintah di Dekai. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G