Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Rencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Jayapura memakai bahan pabrikan seperti baja ringan untuk memperbaiki rumah yang terkategori rusak berat akibat banjir bandang Sentani ditanggapi para korban bencana itu. Mereka menyatakan tidak semua lokasi cocok untuk bangunan berbahan baja ringan.
Salah satu korban banjir bandang Sentani, Edi Tabuni menuturkan bencana yang terjadi Kabupaten Jayapura, Papua, pada 16 Maret 2019 mengubah landskap banyak wilayah. “Kalau mau bangun rumah dengan besi baja itu harus lihat dulu lokasinya, cocok atau tidak dengan bangunan besi baja. Jangan semua disama-ratakan, [karena] banjir sudah mengubah semua lokasi,” kata Tabuni saat ditemui di Kampung Toladan, Sentani, Kamis (5/8/2021).
Tabuni membenarkan jika bangunan berbahan baja ringan akan lebih cepat dikerjakan dibanding bangunan berbahan kayu. Akan tetapi, ia meminta BPBD Kabupaten Jayapura mempertimbangkan faktor keamanan bangunan.
Baca juga: Rumah yang rusak berat akan diperbaiki dengan baja ringan
“Ada lokasi yang memerlukan rumah dari kayu, karena rumah panggung misalnya. Apakah bangunan besi baja itu bisa [berupa rumah] panggung atau tidak? Pemerintah harus lihat, bukan sama ratakan. Pemerintah harus punya hitungan, yang diperbaiki dengan bahan kayu berapa biayanya? Yang diperbaiki dengan bahan semen berapa? Yang diperbaiki dengan baja ringan berapa, dan aman atau tidak,” kata Tabuni.
Tabuni berharap pengerjaan perbaikan rumah warga yang rusak karena banjir bandang tidak dilakukan dengan terburu-buru karena mengejar target. “Jangan karena ingin semua masalah selesai, terus semua disamakan. Harap kerja dengan baik-baik dan benar. Pemerintah bisa berikan uang saja, nanti soal pertanggungjawaban bisa dimeteraikan, biar warga bangun sesuai dengan apa yang mereka mau,” harap Tabuni.
Korban banjir bandang lainnya, Alex Ibo mengatakan BPBD Kabupaten Jayapura harus memperhitungkan karakteristik bahan bangunan dengan kondisi lokasi perbaikan rumah warga. “Apa di danau bisa bangun dengan baja atau bagaimana? Itu harus dipikirkan dengan baik juga,” kata Ibo.
Baca juga: Proyek rekonstruksi pasca banjir bandang Sentani masih berjalan
Ia berharap agar pemerintah tidak mengejar target perbaikan rumah warga yang terkena banjir bandang karena mau menggelar Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua. “Jangan karena PON terus semua mau buru-buru tidak boleh, kami sudah korba jangan jadi korban lagi,” jelas Ibo.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Jayapura, Alphius Toam menyatakan rumah yang rusak berat karena banjir bandang Sentani akan diperbaki menggunakan konstruksi baja ringan. Nilai perbaikan rumah itu tetap Rp50 juta, sesuai aturan nilai bantuan bagi setiap rumah yang rusak berat karena bencana.
Menurutnya, bahan baja ringan dipilih agar rumah yang rusak berat bisa diperbaiki dengan cepat. “Bahan pabrik akan diset di pabrik. Ketika bahannya dibawah ke sini, tinggal dipasang saja di tempat yang ditetapkan masyarakat,” kata Toam di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, pada Senin (2/9/2021). (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G