Penjual sayur korban penertiban, tanyakan lapak mereka di Pasar Pharaa

Papua No. 1 News Portal | Jubi , 

Sentani, Jubi – Mama  – mama korban penertiban kini berjualan di pasar Pharaa Sentani. Namun hingga satu bulan mereka berjualan di sana, mereka belum mendapatkan lokasi tetap dan belum juga menerima fasilitas yang dijanjikan, seperti tenda atau payung  peneduh untuk berjualan di pasar tersebut.

Koordinator pedagang hasil bumi, Ina Mehue sebelum menertibkan pedagang di luar pasar untuk masuk kembali ke dalam lokasi pasar, seharusnya petugas mempersiapkan fasilitas yang dijanjikan, agar tak menimbulkan masalah antar pedagang. “Jangan seperti sekarang ini, kami ada yang jualan di panas dan ada yang di gedung,” katanya kepada Jubi di Sentani, Selasa (10/10/2018).

Akibatnya pedagang yang berjualan di bawah terik matahari, tanpa payung, jualannya cepat mongering, dan tidak laku.

“Ibu (Kadis Dispering kabupaten Jayapura) datang tata dulu tempatnya baru minta mama –mama masuk untuk jualan, supaya semua itu sama,” katanya.

Akibat lain belum ditatanya lokasi tetap, para pedagang korban penertiban saling berebut lokasi.

“Jadi kasih tempat, ini pasar sosial, pojok dan pasar lama, agar mereka ini bisa diarahkan oleh kami  sesuai tempat yang disediakan,” ucapnya.

Ia menjelaskan, karena tidak jelasnya tempat, para pedagang saling mempertahankan tempat. “Karena baku pertahankan ini saya punya tempat ini, saya punya itu, akhirnya mama-mama ini kembali berjualan di sosial dan pojok,” kata Ina.

Ia berharap dinas terkait untuk menyiapkan tenda payung atau payung agar masyarakat yang berjualan ini tidak kenapasan dalam berjualan.

Mahili Kogoya, penjual sayur di eks pasar pojok, mengatakan petugas harus memberi perhatian soal lokasi para penjual korban penertiban dari pasar sosial dan pojok.

“Kami disuruh ke pasar. Tapi kami jualan dimana? Kita hanya jual sore tapi harus ke pasar baru pasar itu jualan sampai jam berapa,” ucapnya. (*)

Related posts

Leave a Reply