Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Pendeta Rogert Ernest Doriot mengakhiri tugasnya setelah 45 tahun menjadi misionaris di Yahukimo, Papua. Doriot tetap berkomitmen melayani umat walaupun dia bakal kembali ke negeri asalnya di Amerika.
“Kami tetap membantu pelayanan (program) pengelolaan lahan pertanian. Jika ada anak-anak Nalca (di Yahukimo) ingin bersekolah ke sana (Amerika), kami juga akan membantu (memfasilitasi mereka),” kata Pendeta Doriot saat ibadah perpisahan dengan Keluarga Besar Suku Mek di Jayapura, Sentani, Jumat (19/6/2020).
Doriot menjejak kaki pertama kali di Papua pada 1975. Dia menjadi misionaris pada Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dan mengabdi selama 45 tahun di Distrik Nalca, Yahukimo.
Banyak gereja dan penginjil dari warga setempat dibangun dan lahir berkat tangan dingin Doriot. Dia juga berjasa besar dalam penerjemahan injil ke bahasa Nalca.
“Saya belajar bahasa Nalca, dan mulai mengerjakan (menerjemahkan) Alkitab pada 1977. (Terjemahan) Alkitab Perjanjian Lama kemudian dicetak pada 2000, dan diresmikan (diluncurkan) pada 2001,” jelas Doriot.
Doriot masih berusia 31 tahun sewaktu pertama kali menjadi misionaris di Nalca. Seiring waktu, wilayah pelayanannya meluas hingga ke daerah lain di sekitar Nalca.
“Dedikasi Pendeta Doriot sangat luar biasa. Kami bisa mengenal (kebenaran) Injil berkat Alkitab dalam Bahasa Nalca. Warga juga bisa menikmati layanan solar cell (listrik tenaga surya) berkat jasa Pendeta Doriot,” kata ketua panitia ibadah, Evangelis Ananias Mekllok. (*)
Editor: Aries Munandar