Pemda ini tampung ikan nelayan saat harga jual rendah

Ikan laut segar - Jubi/Yance Wenda.
Ikan laut segar – Jubi/Yance Wenda.

Banyak restoran yang tutup, akibatnya ekspor ikan menurun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Pontianak, Jubi – Pemerintah Daerah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat menampung ikan hasil tangkapan nelayan Pulau Karimata saat harganya sedang anjlok akibat dampak Covid-19. Penurunan harga itu akibat pembatasan lockdown di beberapa negara.

“Sehingga banyak restoran-restoran yang tutup. Akibatnya, volume ekspor ikan menurun,” ujar Bupati Kayong Utara, Citra Duani, Selasa, (7/4/2020).

Baca juga :Nelayan Mimika segera dapat bantuan kapal penangkap ikan

Sering diperas oknum anggota Lantamal XI, puluhan nelayan datangi kantor Pelabuhan Perikanan  Merauke

Organisasi nelayan ini bagikan beras paceklik

Menurut Citra, Wabah Covid-19 berdampak pada harga ikan yang turun drastis hingga 50 persen seperti yang terjadi di Kepulauan Karimata. Bahkan untuk harga ikan kerapu bebek dan ikan kerapu sonok yang menjadi andalan nelayan bubu harganya terjun bebas. Biasanya yang super dihargai ratusan ribu Rupiah per kilogram kini hanya dibeli pembeli dengan harga tujuh ribu rupiah saja.

Ikan hasil tangkapan yang diambil alih  Pemda itu melibatkan pengusaha membangun coldstorage dan membeli tangkapan nelayan. “Saya sudah meminta dinas perikanan untuk membeli hasil tangkapan nelayan, tujuannya biar harga ikan tetap stabil,” kata Citra menambahkan.

Ia menyebutkan Dinas Kelautan selama lima hari berhasil mengumpulkan sekitar 1 ton ikan dari nelayan tradisional. Selain itu Dinas Kelautan juga menyiapkan perwakilan penampung ikan khusus di Kepulauan Karimata.

“Kami menyiapkan langkah pemasaran melalui produk konsumen yang sudah dikemas, siap olah dan siap antar kepada pembeli. Berharapanya harga ikan di tingkat nelayan dapat stabil dan tidak anjlok,” katanya.

Sahroni, nelayan Pulau Karimata mengaku penghasilannya tak menentu sejak ada Covid-19 mewabah. “Lebih parah daripada musim angin kencang, kali ini kerugiannya lebih banyak,” kata Sahroni.

Meski Sahroni mengak akan tetap melaut karena tak ada pilihan lain pekerjaan alternatif saat Corona mewabah. “Kalau tidak berangkat mau kerja apa,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply