Papua No.1 News Portal | Jubi
Kigami, Jubi – Rumpun Pelajar dan Mahasiswa Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo dan Wanggar meminta Wakil Bupati Dogiyai Oskar Makai membatalkan rencana pembentukkan Kabupaten Mapia Raya. Dia sebaiknya lebih berkonsentrasi membangun Dogiyai.
“Pemekaran (pembentukkan Kabupaten Mapia Raya) bukan kehendak masyarakat. Jadi, jangan mengatasnamakan rakyat. Tata baik (bangun) dahulu Kabupaten Dogiyai,” kata Ketua Rumpun Pelajar dan Mahasiswa Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo dan Wanggar (RPM Simapitowa) Hengky Dobihou Mote, Minggu (6/9/2020).
Oskar Makai merupakan Ketua Tim Persiapan Pembentukkan Kabupaten Mapia Raya. Dia mengklaim telah menjaring aspirasi masyarakat selama Juli-Agustus. Masyarakat setempat, menurutnya menyetujui dan mendukung penuh pembentukkan Kabupaten Mapia Raya. Aspirasi itu selanjutnya akan disampaikan kepada Majelis Rakyat Papua, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
“Jika rencana pembentukkan Kabupaten Mapia Raya disetujui, tim akademisi akan mengkaji kelayakannya. Kajian itu, di antaranya meliputi aspek demografis, geografis, sumber daya manusia, dan potensi ekonomi,” kata Makai.
Kabupaten Mapia Raya rencananya meliputi wilayah Distrik Mapia, Mapia Tengah, Mapia Barat, Piyaiye dan Sukikai Selatan. Pemerintah Kabupaten Dogiyai telah menyetujui penetapan Tim Persiapan Pembentukkan Mapia Raya, yang diketuai Makai. Persetujuan itu melalui Surat Keputusan Bupati Dogiyai Nomor 61 Tahun 2020.
Mote mengatakan mereka pada prinsipinya tetap menolak rencana pembentukkan Kabupaten Mapia Raya sebagai pemekaran dari Dogiyai tersebut. Sikap itu diklaimnya juga sesuai asiprasi masyarakat di tingkat akar rumput.
Penolakan tersebut pun telah mereka sampaikan kepada DPR Papua di Jayapura, beberapa waktu lalu. Karena itu, RPM Simapitowa meminta DPRD dan Pemerintah Dogiyai menolak usul pembentukkan Mapia Raya.
“Pembangunannya (bisa) sama sekali tidak ada (gagal) karena sumber daya manusianya belum siap. Karena itu, kami menolak pembentukkan Mapia Raya,” tegas Mote. (*)
Editor: Aries Munandar