Pedagang musiman di Pasar Pharaa enggan gabung pedagang tetap

Pedagang di gedung C pasar Pharaa Sentani – Jubi/Yance Wenda
Pedagang di gedung C pasar Pharaa Sentani – Jubi/Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Pasar Pharaa Sentani, pasar sentral terbesar di Kabupaten Jayapura, perlahan-lahan mulai ditata untuk mengurangi kesan semrawut dan lima bangunan besar di pasar tersebut semua terisi.

Read More

Dari lima bangunan besar di pasar Pharaa, hanya gedung E yang ramai transaksi jula beli. Empat gedung yang lain praktis kosong.

Saat ini gedung C sudah mulai diisi pedagang ‘tiba berangkat’ (pedagang musiman), yang berjualan barang natura seperti sagu, lengkuas, daun pandan, aneka sayur mayur, dan bumbu dapur lainnya.

Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pasar Pharaa Sentani, Daniel Sokoy, mengatakan untuk membuat pedagang yang berjuala di gedung E bisa ramai seperti sekarang membutuhkan proses lama.

“Kita mau masukkan mama-mama pedgang di gedung C saja setengah mati. Kami lakukan ini selama satu minggu baru mereka bisa duduk tenang,” kata Sokoy, saat ditemui di pasar Pharaa, Kamis (28/2/2019).

Sokoy menegaskan hal ini dilakukan agar pasar tidak hanya terlihat ramai di gedung E, namun gedung-gedung yang lain juga sama.

“Mama-mama datang bawa jualan itu kami petugas di pasar ini langsung sambut mereka dan minta mereka jualan di gedung C, agar mereka tidak baku tumpuk di gedung E,” jelasnya.

Tahap awal ini, ia bersma petugas pasar memindahkan mama-mama pedagang dari gedung E ke gedung C. Mama-mama dari Genyem untuk masuk lebih awal.

“Kita lakukan ini selain jangan bertumpuk di satu tempat, juga jangan mama-mama ini kena panas atau hujan,” kata Sokoy.

Sokoy menambahkan mama pedagang OAP kadang berjualan di bahu jalan, itu sangat membahayakan mereka.

“Kami arahkan mereka jualan di atas karena jual dibawah di bahu jalan itu sangat beresiko, nanti jualan begitu baru kena kecelakaan bagaimana,” ujarnya.

Seorang pedagang di pasar Pharaa, Yuliana Balli, mengatakan dirinya baru pindah berjualan di gedung C. Sebelumnya dia biasa menggelar dagangan di gedung E.

“Di sini sepi sekali, sampe kami harus duduk lama, pulang jam 1 sampai jam 2 siang,” ucapnya.

Ia menjelaskan penjual di gedung C hanya ramai di pagi hari. Sementara di gedung C, siang hari pun masih ramai pembeli.

“Kami mau, kami pedagang tiba berangkat ini sendiri, dipisah, jangan digabungkan dengan penjual yang hari-hari jualan di sini,” jelas Yuliana. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply