Rumah yang rusak berat akan diperbaiki dengan baja ringan

Banjir Bandang Sentani, Papua
Foto ilustrasi, tumpukan batang pohon yang terbawa banjir bandang Sentani hingga ke Jalan Raya Sentani pada 17 maret 2019. - Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Jayapura, Alphius Toam menyatakan jumlah rumah korban bencana banjir bandang Sentani di segmen 2 yang perbaikannya akan dibantu BPBD mencapai 200 unit rumah. Hal itu disampaikan Toam di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (2/9/2021).

Menurut Toam, sejumlah 200 rumah itu tersebar di Kampung Yongsudesoyo, Ravenirara, Muaif, Demta, Milinik dan sebagian Doyo Baru. Ia menyatakan rumah yang rusak berat akan diperbaiki memakai bahan buatan pabrik, agar proses perbaikannya lebih cepat.

Read More

“Awalnya [rumah yang rusak berat akan diperbaiki] menggunakan bahan lokal. Kami ubah, [akan diperbaiki] menggunakan bahan pabrik, agar bisa dikerjakan dalam waktu cepat,” kata Toam.

Baca juga: Bupati Jayapura: Silahkan bentuk Pansus

Menurut Toam, rumah yang rusak berat itu akan diperbaki menggunakan konstruksi baja ringan. Nilai perbaikan rumah itu tetap Rp50 juta, sesuai nilai bantuan bagi setiap rumah yang rusak berat. “Bahan pabrik akan diset di pabrik. Ketika bahannya dibawah ke sini, tinggal dipasang saja di tempat yang ditetapkan masyarakat,” jelasnya.

Di segmen 3, lanjut Toam, akan dilakukan penanganan perumahan korban luapan air Danau Sentani gara-gara banjir bandang yang terjadi pada 16 Maret 2019. Ia menyatakan BPBD Kabupaten Jayapura akan menawarkan dua pilihan penanganan itu, yaitu lelang untuk dikerjakan perusahaan jasa konstruksi, atau dikerjakan secara swakelola oleh kelompok kerja yang dibentuk masyarakat.

Baca juga: Proyek rekonstruksi pasca banjir bandang Sentani masih berjalan

Toam menyatakan dua opsi itu ditawarkan karena pelaksanaan penanganan harus dengan perencanaan yang didasarkan gambar teknis rumah. Selain itu, BPBD juga harus melihat tingkat kesulitan pekerjaan.

“Jika swakelola, masyarakat silahkan menyiapkan bahan lokal di kampung. [Untuk penyediaan] bahan [dari] toko, akan ditunjuk  satu atau dua toko bahan bangunan yang menyiapkan bahannya, supaya semua pekerjaan cepat [selesai]. Kami sedang menunggu desain gambar rumahnya. Pemerintah tidak ingin langsung memberikan uangnya, karena harus ada pertanggung jawaban dari penggunaan dana miliaran rupiah itu. Rumah yang akan dibangun di segmen 3 itu sebanyak 2.217 unit rumah,” ucapnya.

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw perbaikan rumah yang rusak ringan dan sedang akan dilakukan secara swakelola oleh warga. “Yang rusak sedang atau ringan, diberikan langsung kepada masyarakat yang mengerjakannya, sehingga ada manfaat yang diperoleh [masyarakat] dari pekerjaan tersebut. Instansi teknis lakukan pengawasan dan pelaporan atas pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat,” kata Awoitauw. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply