PKL di Sentani keluhkan pembatasan waktu beraktivitas

papua-sentani-pembatasan-sosial
Ilustrasi suasana di salah satu sudut Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua beberapa hari lalu saat pemberlakukan pembatasan sosial di Papua - Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura-Papua memberlakukan pembatasan beraktivitas untuk pemutus mata rantai penularan korona, dikeluhkan para pedagang kaki lima (PKL) di seputaran Kota Sentani.

“Sudah empat bulan ini PKL di Kota Sentani sudah tidk berjualan, karena rata-rata para pedagang lalapan ini berjualan di malam hari. Dengan (adanya pandemi) Covid-19 ini mereka menjadi pengangguran,” kata Ketua Forum PKL Kabupaten Jayapura, Adiwinoto, kepada Jubi di Sentani, Kabupaten Jayapura-Papua, Selasa (21/7/2020)

Read More

Pemkab Jayapura, Papua sejak empat bulan silam memberlakukan pembatasan beraktivitas. Warga hanya boleh beraktivitas dari pukul 6.00 hingga pukul 17.00 WP. Sebelumnya, warga hanya boleh beraktivitas hingga pukul 14.00 WP. Hanya tempat-tempat tertentu saja, apotek salah satunya, yang boleh buka hingga malam hari.

Baca juga: Update 20 Juli: 3 pasien Covid-19 meninggal, 6 kasus baru ditemukan 

Baca juga: Pemkab Jayapura berlakukan lagi pembatasan aktivitas umum di Sentani

Dampak dari tidak bisa beraktivitas, kata Adiwinoto, para pedagang lalapan ini mengalami banyak kesulitan dalam tanggung jawab mereka sebagai kepala keluarga.

“Mereka alami kesulitan itu untuk bayar kontrak rumah dan angsuran yang lain,”  ucapnya Adiwinoto.

Adiwinoto menambahkan terkait dengan kerja sama untuk melakukan belanja sayur dan daging satu pintu, namun mereka terkendala dengan waktu beraktivitas yang enurut mereka sangat terbatas.

“Sebenarnya kami butuh sayuran dan daging dalam jumlah banyak. Jika kami diajak kerja sama, kami mau, cuma waktu beraktivitas ini yang membuat kami susah beraktivitas, sehingga sampai hari ini semua aktivitas PKL itu berhenti,” ucapnya

Adiwinoto minta para pedagang kaki lima diizinkan berjualan seperti biasa dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Secara tidak langsung sudah kami sediakan tempat cuci tangan, penjual memakai masker dan menjaga jarak. Agar tidak terjadi kerumunan orang, di situ orang beli dibungkus, lalu pulang,” kata Adiwinoto.

Seorang pedagang lalapan di Sentani, Kabupaten Jayapura-Papua, Rival, mengatakan sejak pandemi Covid-19, dirinya tidak bisa beraktivitas seperti biasa.

“Awalnya pembatasan waktu beraktivitas dari pagi sampai jam 2 siang. Itu sudah bikin kami memang benar-benar bingung. Setelah itu tambah lagi dengan pembatasan waktu yang digeser ke jam 5 sore,” ucapnya.

Karena adanya pembatasan tersebut, saat ini ia sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Makan sudah susah, belum bayar kos dan tutup uang pinjaman, semua serba sulit,” kata Rival. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply