Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Kota Jayapura-Papua membangun pasar tradisional sebagai tempat untuk dilakukannya transaksi jual beli sehingga menumbuhkan perekonomi masyarakat.
“Untuk perawatan pasar kami melakukan secara swadaya dengan melibatkan pedagang dan meminta bantuan kepada dinas terkait terutama dalam memfasilitas penyediaan peralatan dan kendaraan,” ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Jayapura, Robert L. N. Awi, di Kantor Wali Kota Jayapura-Papua, Selasa (25/8/2020).
Awi menjelaskan perawatan secara swadaya tersebut bukan dalam bentuk uang tapi dalam bentuk tenaga khususnya menjaga kebersihan seperti sampah dikumpulkan masing-masing pedagang dan petugas kebersihan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Jayapura yang mengangkut sampahnya.
“Biaya perawatan pasar tidak ada dalam Dana Pengalokasian Anggaran kami,” ujar Awi.
Dikatakan Awi, untuk melakukan pemeliharaan pasar tradisional di Kota Jayapura, setiap tahun pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp300 juta melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Jayapura (di luar anggaran tenaga kebersihan dan tenaga keamanan).
“Dana itu kami pakai untuk melakukan pemeliharaan pasar seperti Pasar Youtefa, Pasar Hamadi, Pasar Tanjung Ria, Pasar Entrop, dan Pasar Mama-mama Papua. Kami anggarkan untuk membeli alat-alat kebersihan, seperti sapu, gerobak, garuk-garuk, dan alat kebersihan untuk kamar mandi, termaksud biaya perbaikan,” ujar Awi.
Awi berharap kepada pedagang di pasar tradisional tetap menjaga kebersihan sehingga warga yang berbelanja di pasar merasa nyaman, yang tentunya berdampak signifikan pada pendapatan pedagang.
“Jangan buang ludah pinang sembarang, jangan buang sampah sembarangan. Jaga pasar sehingga tetap bersih, tetap nyaman, dan tetap aman,” ujar Awi.
Baca juga: Pengelola wisata pantai keluhkan sampah
Seorang pedagang pakaian di Pasar Hamadi, Sumarni, minta Pemerintah Kota Jayapura terus melakukan pengawasan terutama pedagang yang masih membuang sampah di area pasar.
“Kami bayar retribusi supaya kebersihan tetap terjaga. Saya bersihkan sendiri sampahku nanti petugas kebersihan yang datang angkut. Harus kerja sama dengan pemerintah sehingga pasar ini benar-benar bersih dan nyaman untuk jual beli,” ujar Sumarni. (*)
Editor: Dewi Wulandari