Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakya Republik Indonesia, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan penuntasan kasus stunting menjadi tanggung jawab bersama sebagai upaya mensejahterakan masyarakat.
“Keluarga sehat, produktif, dan berkualitas adalah tujuan program Bangga Kencana menuju Indonesia emas 2045,” ujar Emanuel dalam sosialisasi dan KIE program Bangga Kencana bersama mitra kerja yang diselenggarakan oleh BKKBN Papua yang dihadiri mahasiswa di Hotel Horison Ultima Entrop, Kota Jayapura, Papua, Selasa (22/2/2022).
Dikatakan Emanuel, saat ini berada dalam bonus demografi dan puncaknya terjadi pada periode 2025-2035 yang harus terus dikapitalisasi. Generasi milenial dan post-milenial adalah sasaran utama program Bangga Kencana sehingga pola komunikasi harus berubah.
“Persoalan stunting masih menjadi problem bagi keluarga Indonesia, seperti yang terjadi di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur dalam penanganannya masih rendah sehingga menjadi tanggung jawab bersama dalam penanganannya,” ujar Emanuel.
Dikatakan Emanuel, penduduk yang berkualitas dan banyak menjadi modal untuk pembangunan. Bangga Kencana dan penuntasan stunting juga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat dan memiliki daya saing di era globalisasi.
“Masih tingginya prevalensi stunting, perkawinan usia muda, angka kematian ibu dan angka kematian bayi juga perlu mendapat perhatian secara masif, karena menjadi faktor penghambat untuk dapat menikmati bonus demografi secara maksimal,” ujar Emanuel.
Emanuel menjelaskan prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menenagah lainnya. Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia adalah 27,6 persen atau 1 dari 3 balita Indonesia menderita stunting.
Emanuel menjelaskan stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga bayi berusia 2 tahun) dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi sehingga tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya,” ujar Emanuel.
“Di sinilah peran BKKBN melalui program Bangga Kencana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perencanaan di tiap tahap atau siklus kehidupan dengan baik. Antara pendewasaan usia perkawinan dan penyiapan generasi berencana,” ujar Emanuel.
Emanuel berharap percepatan penurunan stunting dengan target 14 persen pada 2024 secara nasional dapat terealisasi dengan meningkatkan kerluarga berkualitas melalui program Bangga Kencana.
Baca juga: Stunting di daerah pedalaman Papua masih tinggi
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, melalui Asisten I Setda Kota Jayapura, Evert Nicolas Merauje, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura mendukung upaya penuntasan stunting dengan melibatkan stakeholder dengan tujuan menciptakan keluarga sehat dan harmonis.
“Sosialisasi dan KIE program Bangga Kencana ini sangat penting dilakukan agar menjadikan keluarga berkualitas, berdaya saing, mencegah kematian ibu dan anak, serta kematian ibu dan bayi,” ujar Evert.
Dikatakan Evert, saat ini kasus stunting di Kota Jayapura pada 2021 tersisa 105 orang yang tersebar di lima distrik. Program pendampingan dan penguatan kesehatan serta layanan kesehatan terus digalakkan demi mencapai target 14 persen penurunan stunting secara nasional pada 2024.
“Saya berharap sosialisasi ini memberikan manfaat dan berdampak besar bagi kelangsungan hidup keluarga di Kota Jayapura. Ikuti sosialisasi ini dengan baik sehingga kita bisa mencapai kehidupan yang lebih baik lagi,” ujar Evert. (*)
Editor: Dewi Wulandari