Korem, ibukota Distrik Biak Utara, hilang akibat gempa dan tsunami

Papua-Jalan sudah ditumbuhi rumput
Jalan sudah ditumbuhi rumput, pohon, dan semak belukar - Jubi/dam

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Usai berkunjung ke Kampung Saukobye dan Kampung Warbon, Distrik Biak Utara, Kabupaten Biak, Papua jurnalis arsip.jubi.id dan jurnalis dari majalah Tempo, Suara.com, serta Projeckt Multatuli menuju ke Korem pantai bekas ibukota Distrik Biak Utara.

Ternyata hari itu, Rabu (3/3/2022), sudah tidak ada lagi permukiman warga, meskipun masih ada jalan kendaraan menuju Kampung Korem lama di tepi pantai dan muara Kali Korem. Hampir sebagian besar bekas permukiman warga sudah banyak ditumbuhi rumput dan pepohonan.

Read More

Terdapat pula dua tugu peringatan gempa dan tsunami di Biak 17 Februari 1996. Tugu lainnya, peringatan Injil masuk ke Kampung Korem oleh guru penginjil Simon Benyamin Soselisa pada 17 Februari 1926.

Tugu gempa dan tsunami Korem tertulis peletakan batu pertama oleh Bupati Biak Numfor periode 1994-1999, Kolonel Polisi (Purn) Amandus Mansnebra, pada 17 Februari 1997. Sembilan tahun kemudian diresmikan oleh Bupati Biak Numfor periode 2004-2009, Yusuf Melianus Maryen, pada 17 Februari 2006.

Papua-Tugu tsunami Korem
Tugu tsunami di pantai Korem, bekas ibukota Distrik Biak Utara, Kabupaten Biak Numfor, Papua – Jubi/dam

Marthen Ambrauw, mananwir keret Warbon, menuturkan saat terjadi gempa dan tsunami, ia berlari menggendong anaknya yang baru berusia empat tahun. Lebih lanjut kata dia, setelah terjadi gempa, tiba-tiba air laut kering dan kemudian gelombang laut menerjang kampung. Warga lari berhamburan untuk menyelamatkan diri. Beruntung gempa dan tsunami terjadi di siang hari. Bayangkan kalau malam hari saat warga sedang tidur pulas, mungkin tak ada lagi yang tersisa rumah, ternak, maupun nyawa manusia.

Tugu gempa tsunami di Korem mencatat nama nama korban dari Kampung Saukobye, Andey, Rosayendi, Korem hampir sebagian besar korban orang-orang tua. Jumlah nama yang tercatatat pada dinding tugu sebanyak 40 orang.

Melansir Katalog Gempa Bumi Signifikan dan Merusak 1821-2017 di laman BMKG, gempa magnitudo 8,1 tersebut terjadi pada 5.59 GMT (12.59 WIB) dengan kedalaman 33 km. Gempa dirasakan hingga Biak, Supiori, Manokwari, dan Sarmi.

Gempa kompleks itu sedikitnya diikuti dua gempa besar. Terjadi gempa susulan magnitudo 6,5 dengan kedalaman 19 km pada 14.21 GMT dan magnitudo 6,4 dengan kedalaman 32 km pada 20.18 GMT masih di hari yang sama, 17 Februari 1996. Selain itu gempa tersebut diikuti tsunami. Ketinggian gelombang tsunami mencapai 7 meter di beberapa tempat.

Papua-Jalan sudah ditumbuhi rumput
Jalan sudah ditumbuhi rumput, pohon, dan semak belukar – Jubi/dam

Selain itu Wikipedia Bahasa Indonesia mencatat gempa ini berkekuatan momen 8,2 dan intensitas Mercalli VIII (Parah). Tinggi tsunami yang ditimbulkan mencapai 7 meter (23 ft). Sebanyak 166 orang dilaporkan tewas, 423 orang luka-luka, dan 5.090 orang kehilangan tempat tinggal.

Gempa bumi dan tsunami pernah terjadi jauh sebelumnya di Biak, waktu itu orang orang tua di sana menyebut ada tanah goyang (gempa) dan air bah besar. Air bah ini telah  merusak permukiman warga kampong hingga menewaskan banyak warga. Dari catatan seismogram  di Biak dan sekitarnya  pernah terjadi gempa pada 1914 (7,9 SR), 1957 (7,5 SR) dan 1979 (7,9 SR). Gempa pada 1914 disertai pula dengan tsunami.

Gempa dan tsunami kembali terjadi pada  17 Februari 1996, pukul 14.59 Waktu Indonesia Timur dengan magtitude 7.0 (Skala Richter) disertai gelombang pasang tsunami disertai gelombang pasang (tsunami) dengan ketinggian tujuh meter. Pusat gempa  pada koordinat 1,1 Lintang Selatan (LS)-137,15 Bujur Timur atau 110 KM di sebelah timur Pulau Biak dengan kedalaman 33 KM.

Setelah gempa utama tercatat 204 kali gempa susulan hingga 15 Maret 1996 dengan pusat gempa di sekitar perairan Pulau Biak, magnitude berkisar 3-5 SR. Akibat gempa ini, di beberapa tempat di Biak terjadi retakan, patahan, serta amblesan. Korban bencana di Biak waktu itu tercatat 101 korban jiwa, 31 orang hilang, dan 278 orang luka luka.

Papua-Pantai Korem
Pantai Korem di Distrik Biak Utara, Kabupaten Biak Numfor, Papua – Jubi/dam

Peneliti dari ITB Bandung, Suryana Prawiradisastra dan Eko Widi Santoso dalam artikelnya berjudul Identifikas Gempa Biak 17 Februari 1996, Sebagai Upaya Program Mitigasi Bencana menyebutkan bahwa seismisitas di daerah Pulau Biak dan Supiori sangat potensial sekali. Hal ini disebabkan banyak struktur geologi (patahan)  yang melewati daerah ini.

”Salah satu struktur geologi yang cukup besar adalah patahan yang berarah barat laut-tenggara di sebelah utara pulau Biak dan Supiori yang merupakan penujaman antara lempeng Pasifik dan lempeng Irian Jaya atau Papua sekarang,”. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply