Dewan Adat Nabire imbau jangan buang limbah di tepi sungai

Ketua Dewan Adat Nabire, Papua
Ketua Dewan Adat Nabire, Herman Sayori. - Jubi/Hengky Yeimo

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Ketua Dewan Adat Nabire, Herman Sayori mengimbau kepada pelaku usaha bengkel, rumah sakit, pembangkit listrik, maupun warga untuk tidak membuang limbah atau sampah ke sungai. Pembuangan sampah ke sungai akan berdampak dan mencemari perairan Teluk Cenderawasih di Papua.

Hal itu dinyatakan Herman Sayori di Nabire, Papua, Kamis (25/3/2021).  “Lautan itu tempat bagi masyarakat asli Nabire atau masyarakat pesisir untuk mencari mata pencaharian. Hampir separuh aktivitas [mereka] dikerjakan di laut,” kata Sayori.

Read More

Ia mengatakan pembuangan limbah atau sampah ke tepi sungai akan mencemari laut, sehingga menggangu aktivitas nelayan. Sampai itu juga akan mencemari pesisir Teluk Cenderawasih, dan berdampak terhadap keanekaragaman hayati di sana.

Baca juga: Persampahan tidak kunjung teratasi di Nabire

“Selain merusak lautan, [sampah] juga akan berpengaruh kepada rumput laut. Bahkan, hewan-hewan yang ada dalam lautan juga akan terkena dampak dari ulah manusia,” katanya.

Sayori meminta Pemerintah Kabupaten Nabire untuk rutin berpatroli dan memeriksa limbah bengkel, rumah sakit, maupun pembangkit listrik di Nabire. “Instansi terkait juga harus melakukan patroli ke laut agar tidak terjadi pengeboman ikan secara berlebihan,” katanya.

Ia menyatakan keanekaragaman hayati Teluk Cenderawasih harus dijaga agar dapat dinikmati anak cucu. “Kami tidak ingin mewariskan beban kepada generasi mendatang, sebab mereka akan bersekolah dan melindungi lautan, bahkan daratan mereka,” katanya.

Salah seorang pengunjung Pantai Nabire, Philemon Magai mengatakan pengelolaan pantai di Nabire sudah baik. Magai juga senang karena ada sejumlah lokasi pesisir yang dijadikan daerah tujuan wisata baru.

Baca juga: Sejumlah TPS di Nabire ditutup 

Akan tetapi, Magai mengeluhkan kebersihan sampah di pantai. “Saya harap pemerintah dapat buat tempat sampah, agar pengunjung dapat membuang sampah pada tempatnya. Kalau tidak, sampah itu dibuang sembarangan [dan] masuk ke laut, merusak habitat laut,” katanya.

Magai mengharapkan pemilik ulayat pesisir Teluk Cenderawasih dibina sesuai dengan kearifan lokal. Pembinaan itu dapat dilakukan dengan memberikan bantuan modal usaha yang mewajibkan para pemilik ulayat menjaga kebersihan pantai mereka.

“Mereka harus diberikan modal usaha, agar mengelola pantai dengan mendahulukan kebersihan, sekaligus membangun spot wisata yang baik. Wisatawan [yang] datang tak hanya menikmati keindahan alam, tetapi bisa memanfaatkan spot yang ada,” ujarnya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply