Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Buku berjudul ‘Kembali ke kampung Adat, Meniti Jalan Pembangunan di Papua’ hasil karya Mathius Awoitauw yang juga sebagai Bupati Jayapura, di-launching di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (24/2/2021)kemarin.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengatakan buku yang ditulisnya ini sebagai informasi tentang apa yang sedang dikerjakan di Kabupaten Jayapura. Melalui jalan budaya bisa memberikan solusi terbaik dalam pembangunan.
“Kita berharap ini bisa menjadi kebijakan secara nasional, dan bisa membantu daerah dalam hal percepatan pembangunan di Papua,” ujar Bupati Mathius melalui pesan singkatnya kepada Jubi di Sentani, Kamis (25/2/2021).
Awoitauw meyakini melalui buk tersebut akan membuka ruang diskusi perihal pembangunan di Papua, karena sudah banyak kebijakan yang dibuat oleh berbagai pihak namun pendekatan sosiokultural tidak menjadi perhatian serius para pembuat kebijakan.
“Ada beberapa masukan yang kita muat, bahwa apa yang dibicarakan dalam buku pengantar yang telah di-launching tentang apa yang telah dikerjakan atau dibangun di Kabupaten Jayapura menjadi satu kesatuan yang utuh bersama buku ini. Di dalam buku yang akan diterbitkan berikutnya, akan kita paparkan apa yang sudah kita kerjakan di Kabupaten Jayapura. Misalnya pemetaan dan kampung adat dan bagaimana diskusi-diskusi bersama masyarakat adat maupun regulasinya seperti apa,” paparnya.
“Dengan Inpres nomor 9 tahun 2020, bisa mempertemukan bagaimana Inpres dapat dilaksanakan dengan baik,” imbuhnya.
Baca juga: Bupati Jayapura: Kami usul jalan Sentani – Depapre jadi jalan nasional
Sementara itu, Deputy V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodharwadani, yang mewakili Kepala Staf Kepresidenan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap buku kembali ke kampung adat.
Menurut dia, buku tersebut dapat menginspirasi karena bukan hanya soal ciri khas kearifan lokal tetapi juga terhubung dengan kebijakan di tingkat Nasional yaitu kebijakan dari Presiden Joko Widodo soal Inpres nomor 9 tahun 2020 tentang percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat.
“Buku ini merefleksikan bagaimana pembangunan di tingkat lokal itu penting sekali kita cermati, karena melihat Papua, kita tidak bisa melihat monolitik bahwa Papua bukan entitas yang homogen sangat heterogen dan buku ini memberikan pelajaran berharga bagi semua stakeholder terkait bagaimana mengimplementasikan pembangunan di Papua,” pungkasnya.
Peluncuran dan bedah buku itu dihadiri sejumlah pejabat negara, di antaranya Wakil Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi, Kepala Staf Kepresidenan diwakili Deputy V KSP Jaleswari Pramodharwadani, Menteri Dalam Negeri diwakili staf khusus bidang media dan Pemerintahan Muhlis Handi, dan Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Okto Riyadi. (*)
Editor: Dewi Wulandari