Legislator Papua serukan aparat keamanan dan TPNPB hentikan penggunaan senjata

Papua-pengungsi-di-halaman-gereja-Katolik-Bilogai-Intan-Jaya
Ilustrasi, warga Intan Jaya yang mengungsi di halaman gereja Katolik Bilogai, Intan Jaya beberapa bulan lalu – Jubi. Dok

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Legislator Papua, Laurenzus Kadepa, menyerukan aparat keamanan dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) tidak selalu mengedepankan penggunaan senjata dalam memperjuangkan ideologi masing masing.

Pernyataan itu dikatakan anggota komisi bidang pemerintahan, politik, hukum, dan hak asasi manusia DPR Papua itu berkaitan dengan baku tembak antara aparat keamanan dan TPNPB di Intan Jaya, Selasa (26/10/2021).

Read More

Dalam insiden tersebut dua orang anak dikabarkan tertembak. Seorang di antaranya yang berusia sekitar dua tahun diinformasikan meninggal dunia.

“Saya hanya meminta TNI-Polri dan TPNPB menghentikan kekerasan yang berdampak pada masyarakat. Cara- cara kekerasan tidak akan menguntungkan pihak NKRI harga mati, maupun Papua merdeka. Yang korban adalah warga sipil,” kata Kadepa kepada Jubi, Rabu (27/10/2021).

Menurutnya, dalam konflik antara aparat keamanan dan TPNPB hanya mengorbankan warga sipil. Warga di wilayah konflik mengungsi, anak anak sekolah kehilangan hak mendapat layanan pendidikan dan kesehatan.

“Misalnya dalam konflik di Intan Jaya, dua anak dikabarkan meninggal dunia. Ini kan sangat menyedihkan. Mereka yang tak tahu apapun, menjadi korban,” ucapnya.

Kadepa berpendapat mempertahankan NKRI atau memperjuangkan Papua merdeka tidak mesti selalu dengan menggunakan senjata dan cara kekerasan. Ada cara-cara lebih manusiawi yang dapat dilakukan.

Ia menilai kini di berbagai wilayah potensi konflik, Intan Jaya, Tembagapura, Nduga, Puncak, dan Pegunungan Bintang, warga selalu merasa tidak aman dan nyaman.

“Situasi ini sangat disayangkan. Saya minta Pemkab Intan Jaya dan Pegunungan Bintang, mengutamakan keselamatan warga sipil karena dua daerah ini yang sekarang ramai dibicarakan,” ujarnya.

Baca juga: Balita meninggal dunia di Intan Jaya setelah jadi korban kontak tembak TNI dan TPNPB

Dikutip dari suarapapua.com, seorang anak berusia dua tahun bernama Nopelinus Sondegau (2) meninggal dunia, beberapa jam setelah tertembak dalam kontak tembak antara pasukan gabungan TNI/Polri dan TPNPB, di Intan Jaya pada 26 Oktober 2021.

Seorang anak lain berusia sekitar lima tahun bernama Yoakim Majau, juga dikabarkan tertembak.

Seorang sumber di Intan Jaya mengatakan korban meninggal maupun yang luka sempat dibawa oleh keluarga ke puskesmas sekitar pukul 21.00 waktu Papua.

Namun, akhirnya keluarga membawa kedua kembali ke rumah karena tidak ada tenaga kesehatan di puskesmas.

“Sekarang anak Nopelinus Sondegau (2) sudah meninggal. Kalau Yoakim masih hidup dan peluru masih bersarang dalam tubuhnya,” ungkap narasumber suarapapua.com yang tidak ingin disebutkan namanya, Rabu

(27/10/2021) pagi.

Baca juga: Polisi didenda adat Rp4 Miliar dan 30 ekor babi karena salah tembak

Sementara itu, Komando Resor Militer 173/Praja Vira Braja atau Korem 173/PVB, Brigjen TNI Taufan Gestoro, membenarkan terjadinya baku tembak antara aparat keamanan dengan kelompok bersenjata di Intan Jaya, Papua, Selasa (26/10/2021).

Menurutnya, dalam kejadian di Kampung Mamba, Kabupaten Intan Jaya itu, salah satu personel TNI AD, bernama Serka Asep, dilaporkan terluka.

“Memang benar ada prajurit yang terluka dalam baku tembak dengan KSB (kelompok separatis bersenjata) di Kampung Mamba, Kabupaten Intan Jaya,” kata Taufan, dikutip dari Antara, Selasa (26/10/2021) malam.

Taufan mengatakan kondisi Serka Asep stabil dan tengah mendapat perawatan.

“Saya belum mengetahui pasti kronologi akibat sulitnya komunikasi ke kawasan tersebut,” kata Taufan. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply