2 tahun banjir bandang Sentani, bantuan pemerintah masih dibutuhkan

Banjir Bandang Sentani, Papua
Foto ilustrasi, rumah warga kawasan Advent Aviasi di Doyo Baru yang rusak karena terjangan banjir bandang Sentani pada 16 Maret 2019. -Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Tragedi banjir bandang Sentani pada 16 Maret 2019 telah dua tahun berlalu. Akan tetapi sebagian besar masyarakat masih membutuhkan uluran tangan Pemerintah Kabupaten Jayapura, Papua, untuk memulihkan kondisi hidup mereka. Warga di beberapa wilayah bahkan belum menerima bantuan pemerintah.

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hanna Hikoyabi mengatakan dua tahun pasca banjir bandang yang meluluhlantahkan Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Pemerintah Kabupaten Jayapura berupaya memberikan bantuan dan dukungan sejak masa tanggap darurat hingga masa pemulihan. Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama sejumlah lembaga dan swasta membangun rumah layak huni bagi korban banjir bandang Sentani.

Read More

Menurut Hikoyabi, ada 300 rumah di daerah Kemiri Sentani yang siap menampung warga masyarakat yang tigngal di sejumlah lokasi pengungsian seperti Kampung Yongsu Desoyo, Kampung Kanda, dan sejumlah kampung di pesisir Danau Sentani.

Baca juga: Penanaman pohon penting untuk mencegah banjir bandang

“Bentuk fisik rumah bantuan yang dibangun memang tidak begitu besar ukurannya bagi warga kita. Tetapi, upaya seperti itu akan terus dilakukan untuk mengembalikan semangat hidup masyarakat,” ujar Hikoyabi di Sentani. Selasa (16/3/2021).

Hikoyabi menyatakan pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan bantuan dana senilai Rp275 miliar rupiah untuk merekonstruksi fasilitas umum di Kabupaten Jayapura. Bantuan itu juga dipakai untuk membangun rumah, jalan, dan jembatan yang rusak karena banjir bandang.

“Tahun ini tahap pertama. Apabila dikerjakan dengan baik dalam tujuh bulan ke depan, bantuan tahap kedua pasti diberikan lagi,” katanya.

Baca juga: Peringati 2 tahun banjir bandang Sentani, pemuda Sereh menanam pohon

Hikoyabi juga mengakui upaya untuk memulihkan kondisi masyarakat yang terdampak banjir bandang tidak semudah membalikan telapak tangan. “Satu tahun kita mencari tempat untuk membangun rumah bagi masyarakat di pengungsian,” ungkapnya.

Salah satu warga di Kemiri, Sentani, mengatakan bantuan perumahan yang diberikan Pemerintah Kabupaten Jayapura itu telah ditempati para warga yang sebelumnya mengungsi ke SKB. “Bantuan rumah yang disediakan memang masih kurang ukurannya. Tetapi itu awal kebangkitan bagi kita yang terdampak untuk terus maju menghadapi masa depan yang lebih baik,” ucapnya.

Secara terpisah, Kepala SMA Advent Doyo Baru, Harold Oijatouw mengatakan selama dua tahun hanya menerima bantuan terpal, selimut, dan enam tong penampung air bersih. Bantuan air bersih juga hanya diberikan beberapa pekan saja, hingga akhirnya sekolah memiliki sumur bor sendiri.

Baca juga: Dana Banjir Bandang Sentani akan mulai digulirkan Maret ini

“Ruang kelas yang dihancurkan lumpur dan air itu kami bangun dengan tangan kami sendiri. Rumah guru yang porak poranda itu sebagian saja yg kami bisa bangun. Sebagian yang lain masih tertutup belukar,” kata Oijatouw.

Menurut Oijatouw, sebagian kelas di sekolah itu hingga kini masih rusak berat, dan setiap hujan limpahan air sungai menerjang sekolah itu. Oijatouw menyatakan pemerintah sudah berulang kali mengambil data para warga di sana, namun belum ada tindak lanjut pasca pengambilan data itu. “Mungkin Doyo ini masuk Distrik Yapsi yang jauh dari Gunung Merah kah?” Oijatouw bertanya.

Oijatouw merinci, 22 bangunan di kompleks sekolah itu rusak parah, dan baru 10 bangunan yang telah diperbaiki dana sekolah. Akibatnya, dana operasional sekolah habis terpakai untuk perbaikan itu. Hingga kini, 11 bangunan di kompleks SMA Advent Doyo Baru tidak bisa digunakan, termasuk lima ruang guru, ruang kelas, asrama, dan sarana pendukung lainnya.

“Kami rindu perhatian pemerintah [untuk] bantu kami bangun rumah guru, kantor, dan asrama untuk anak-anak. Juga [memperbaiki] sarana olahraga dan pagar. Kalau di tempat lain dapat bantuan perumahan, bolehkah kami juga dapat, biar cuma 5 atau 10 kah? Kitong juga warga NKRI dan warga Kabupaten Jayapura,” kata Oijatouw. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply