Mesti ada solusi mengatasi mahalnya tiket pesawat di wilayah pegunungan Papua

Papua
Ilustrasi pesawat saat mendarat di bandara - dok. Jubi
Ilustrasi pesawat saat mendarat di Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. – Jubi. Dok

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi –  Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua perwakilan dari Kabupaten Jayawijaya, Nduga, Mamberamo Tengah dan Lanny Jaya, Emus Gwijangge mengatakan pemerintah kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua mencari solusi atas mahalnya tarif tiket pesawat terbang di wilayah itu. Gwijangge menyatakan harga tiket pesawat selalu melonjak pada saat hari raya keagamaan.

Read More

Di wilayah pegunungan tengah Papua terdapat 10 kabupaten, yakni Jayawijaya, Tolikara, Mamberamo Tengah, Yalimo, Lanny Jaya, Nduga, Puncak, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang dan Yahukimo. Gwijangge menyebut, pada saat perayaan hari keagamaan harga tiket menuju wilayah pegunungan tengah Papua bisa naik hingga 150 persen.

“Pada hari-hari biasa harga tiket dari atau ke Jayawijaya berkisar Rp 800 ribu. Namun pada hari-hari tertentu, misalnya hari raya keagamaan bisa mencapai Rp 1, 5 juta bahkan hingga Rp 2 juta. Ini membebani masyarakat,” kata Emus Gwijangge kepada Jubi, Senin (10/6/2019).

Gwijangge menyatakan salah satu penyebab mahalnya harga tiket menuju wilayah pegunungan tengah Papua adalah praktik percaloan tiket. Praktik percaloan yang terus dibiarkan itu telah membebani masyarakat pengguna angkutan udara, apalagi sebagian besar kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua hanya dapat dijangkau dengan pesawat terbang.

“Salah satu solusi yang dapat diambil, pemerintah kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua memberi subsidi bagi maskapai penerbangan. Tinggal diatur rutenya. Cara lainnya, pemerintah kabupaten di wilayah pegunungan tengah bekerjasama membeli pesawat terbang sendiri,” ucapnya.

Gwijangge meminta polisi dan Dinas Perhubungan setempat bekerjasama dengan pengelola bandar udara (bandara) untuk menertibkan para calo. Keberadaan para calo tidak bisa dibiarkan, karena praktik percaloan itu telah membebani dan meresahkan masyarakat.

Ketua komisi bidang pemerintahan, hukum dan hak asasi manusia Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Orgenes Wanimbo mengatakan pihak terkait harus melakukan pengawasan rutin di bandara yang ada di wilayah pegunungan tengah Papua. Pengawasan harus semakin diperketat di bandara strategis, seperti Bandara Wamena yang menjadi simpul jaringan rute penerbangan di wilayah pegunungan tengah Papua.

“[Pengawasan itu seharusnya] tidak hanya saat menjelang hari raya keagamaan, [namun] juga [dilakukan] pada hari-hari biasa. Ada momentum peristiwa tertentu yang membuat masyarakat sulit mendapat tiket pesawat ke wilayah pegunungan tengah. Misalnya saat Festival Lembah Baliem, atau kegiatan lainnya,” kata Orgenes Wanimbo. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply