Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Sentani, Jubi – Gereja Kristen Indonesia GKI Diaspora, gereja Ebeneser, gereja Marthen Luther, serta beberapa gereja lainnya di Sentani menyambut Paskah dengan melakukan pawai obor, Minggu (1/4/2018) yang mulai pukul 02.30 dini hari. Para jemaat bergerak dari gereja masing-masing berputar ke Sentani kota dan kembali ke gereja.
Dari pantauan Jubi, suasana terasa ramai dalam penyambutan Paskah. Semua menari dan berjalan dengan penuh gembira dan masing-masing kelompok kembali ke gereja usai pawai obor yang di lakukan.
Pawai obor tidak hanya diikuti umat Nasrani, namun umat Muslim juga turut ikut mengambil bagian dalam kegiatan ini.
Pawai obor publikasikan berjalan baik dengan cuaca yang begitu cerah yang terangi bulan malam.
Mirna, seorang peserta pawai obor ini mengatakan pawai obor memiliki makna tersendiri bagi umat Nasrani.
“Dimana kemarin kita rayakan Jumat Agung dan saat ini tepat Paskah dimana umat Kristen berada lakukan pawai obor karena Dia telah bangkit dari antara orang mati,” ucapnya.
Mirna juga mengatakan pawai obor ini dilakukan dari arah gereja masing-masing berputar di Kota Sentani berjalan kaki dengan sorak-sorai dengan menyanyikan puji-pujian.
“Kami telah dimerdekakan jadi kita harus bersyukur. Untuk cuaca hari ini juga sangat bagus sekali jadi satu suka cita besar bagi kami,” kata Mirna.
Ia menjelaskan dalam pawai ini dilakukan beberapa gereja sedangkan di Kota Sentani ini ada banyak gereja dan dedominasi.
“Saya harap di tahun-tahun yang akan datang kalau bisa semua umat Nasrani itu bersorak-sorai dan bergembira karena Dia kita ada di muka bumi ini. Tidak seperti saat ini hanya beberapa gereja saja,” kata Mirna.
Di tempat terpisah, Kristian, peserta pawai obor, mengatakan ini satu kegiatan yang dilakukan dalam satu tahun sekali jadi patut bersyukur.
“Kami rasa senang karena dia bangkit untuk kami. Jadi rasa senang itu kami memuji Tuhan dengan sangat semangat sambil berjalan kaki,” ucapnya.
Pria yangg akrab disapa Kris ini menjelaskan pengorbanan Dia di kayu salib itu sangat mahal dan apa yang telah dilakukan-Nya itu tidak dapat dibayar dengan apa yang manusia miliki di muka bumi ini.
“Selagi masih hidup, selagi masih kuat, mari kita bergembira memuji dan memuliakan nama-Nya. Kami manusia tidak dapat bayar pake uang, babi, emas, atau barang-barang berharga lainnya,” kata Kristian. (*)