Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Hujan yang intens mengguyur wilayah Sentani dan sekitarnya selama dua bulan terakhir, mengakibatkan masyarakat Kemiri Sentani, di daerah jalan baru, tepatnya di kaki gunung Siklop kesulitan mendapatkan air bersih.
“Sudah dua bulan ini kita tidak ada akses air bersih di lokasi kami, kalau mau ambil air itu kita pake tepol-tepol baru pergi isi di bak air yang jaraknya dari tempat tinggal itu ada sekitar 100 Meter,” seorang ibu rumah tangga di Kemiri, Yendite Murib.
Dia mengatakan biasa mengambil air bersih dari mata air di dekat rumah. Namun mata air itu kini sudah tidak bisa digunakan karena tercampur dengan air kali.
“Kalo saya untung punya satu drum jadi tampung air hujan, tapi yang lain ini yang kasihan, tapi satu drum itu juga mau pake pikir-pikir, pake masak, cuci piring, atau cuci pakaian,” kata Yendite, kepada Jubi, Senin (25/2/2019).
Perempuan satu anak ini mengatakan upaya lain sudah dilakukan namun sangat sulit, seperti mendatangkan air bersih ke lokasi mereka.
“Kaka-kaka dorang mau coba bicara dengan orang yang punya pipa air ini agar bagaimana bisa bagikan air bersih untuk kami gunakan selama hujan ini, tapi susah, jadi kalau bisa dari dinas terkait datang kah lihat kita di sini, kita butuh air bersih saja,” ucap Yendite Murib.
Hal lain disampikan Ana Murib, juga warga Kemiri. Karena susuh air, terpaksa dia tidak mandi sebelum berangkat sekolah.
“Air susah jadi paling cuci muka saja baru jalan, bukan karena dingin itu saya malas mandi tidak tapi air yang susah,” ucapnya.
Ana menjelaskan jika banjir tidak terlalu parah, tidak berpengaruh ke sumber air yang biasa mereka gunakan.
“Ini banjir agak parah, air banjir saja kayak kopi susu, jadi mau mandi itu tidak bisa, nanti gatal-gatal badan,” kata siswi SD Haleluya Sentani ini. (*)
Editor: Dewi Wulandari