Masyarakat Distrik Dogomo Paniai kunjungi kebun contoh kopi Arabika 

Para peserta pelatihan budidaya kopi arabika dari Distrik Dogomo, Paniai, saat mengunjungi kebun contoh milik YAPKEMA di Idakotu, Dogiyai – Jubi/Zely
Para peserta pelatihan budidaya kopi arabika dari Distrik Dogomo, Paniai, saat mengunjungi kebun contoh milik YAPKEMA di Idakotu, Dogiyai – Jubi/Zely

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Moanemani, Jubi – Tidak ada warisan pohon kopi Arabika di Distrik Dogomo, Kabupaten Paniai. Namun wakil masyarakat dari kampung-kampung di distrik ini tak mau ketinggalan mengikuti jejak distrik-distrik terjauh Paniai lainnya yang sudah memulai budidaya kopi Arabika.

Read More

Sekitar 25 perwakilan kader kopi dan aparat kampung dari lima kampung di Distrik Dogomo, sepakat melakukan pelatihan budidaya kopi Arabika di Enarotali, Paniai. Jadwal penerbangan yang tak pasti dan posisi sebagian aparat kampung yang kebetulan sedang ada di ibukota kabupaten ini membuat Enarotali menjadi tempat pelaksanaan pelatihan yang lebih efisien.

Para peserta dari salah satu di antara enam distrik terjauh Paniai ini, Selasa (29/10/2019), mendapatkan materi pelatihan budidaya kopi Arabika di sekretariat Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (YAPKEMA) di Enarotali. Esok harinya, Rabu (30/10/2019), melanjutkan pelatihan lapangan di kebun contoh kopi Arabika milik YAPKEMA yang terletak di Idakotu, Moanemani, Kabupaten Dogiyai.

Setelah sekitar 1,5 jam perjalanan dari Enarotali, para peserta tiba di Idakotu. Saat menapak kaki di kebun, semua mata peserta pelatihan langsung tersita oleh rumah kaca (green house) tempat penjemuran kopi yang terletak di bagian atas kebun. Mereka belum pernah melihat tempat seperti itu.

Pendamping desa, Akulian Kudiai, menyampaikan kepada Jubi akhir Oktober lalu (30/10/2019), bahwa pelatihan dan kesempatan mengunjungi kebun contoh milik YAPKEMA menjadi pengalaman berharga bagi mereka.

“Kemarin kami semua, kepala distrik, kepala kampung, pendamping desa sudah melaksanakan pelatihan teori tanaman kopi Arabika di Enarotali, sekarang kita praktek langsung di kebun, tidak hanya belajar tanam dan rawat tapi juga bisa lihat sampai cara mengolah jadi bubuk dan bungkus,” ungkap Kudiai.

Kudiai berharap masyarakat Distrik Dogomo bisa menerapkan pengetahuan menanam dan merawat kopi Arabika yang sudah mereka dapatkan.

Di tempat yang sama, Kepala Distrik Dogomo, Metusaleh Tobai, memastikan perwakilan masyarakat yang sudah datang belajar akan menerapkannya di kampung masing-masing.

“Di sini kami melihat dan belajar langsung soal bibit dan tanaman kopi, cara-caranya. Kembali ke Distrik Dogomo kelima kampung ini harus coba ikuti cara-caranya,” katanya.

Tobai juga meminta agar YAPKEMA bisa terus melakukan pendampingan agar penanaman dan perawatan kopi Arabika di Dogomo ini bisa berhasil.

“Kepada YAPKEMA kita perlu pikir ke depan ini bagaimana agar bibit pohon tumbuh baik dan buahnya juga baik. Hal ini penting untuk pelajaran bagi distrik kami, apalagi kami sudah dapat pelatihan dan turun langsung ke kebun ini,” katanya.

Distrik Dogomo adalah distrik baru hasil dari pemekaran Distrik Dumadama. Kalau sudah menyangkut pengembangan ekonomi masyarakat asli Papua, seperti distrik-distrik terjauh Paniai lainnya, keluhan masyarakat terutama soal transportasi.

“Kepada pemerintah daerah Paniai agar memperhatikan kebutuhan jalan untuk transportasi ke daerah kami, agar memudahkan masyarakat menjual hasil kebun kopinya nanti,” kata Akulian Gobai, sebelum dia dan rombongannya kembali ke Enarotali jelang sore hari. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply