Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Mahasiswa Lanny Jaya yang berada di Kota Jayapura turut mengambil bagian dalam pentas seni dan budaya yang diselenggarkan Pemerintah Provinsi Papua, di Expo Waena, Jumat (14/6/2019).
Pentas yang akan dibawakan sekitar 20 mahasiswa Lanny Jaya ini menceritakan tentang bagaimana Injil pertama kali masuk di Kota Tiom – ibukota Kabupaten Lanny Jaya.
“Kabupaten Lanny Jaya dapat undangan untuk tampil di Pentas Seni besok. Adik-adik mahasiswa Lanny Jayap di Kota Jayapura yang akan tampil besok,” jelas Finsen Yigibalom, koordinator tari dari Kabupaten Lanny Jaya, saat ditemui Jubi, Kamis (13/6/2019).
Untuk mengikuti pentas seni ini, para mahasiswa-mahasiswi ini telah melakukan persiapan selama sebulan lebih dan hari ini dilakukan gladi resik.
“Mereka sudah siap selama satu bulan dan hari ini hanya gladi resik. Tentunya mereka besok itu siap tampil,”jelasnya.
Kata Finsen, keterbukaan dari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten lanny Jaya harus ada dalam mengakomodir adik-adik yang akan tampil ini nanti.
“Dinas terkait harus mengakomodir adik-adik dalam kegiatan seperti ini dan juga KNPI juga sama, KNPI itu harus rangkum adik-adik kalau tidak dilakukan itu sama saja tidak ada apa-apanya. Mulai besok KNPI harus bisa buka diri dengan dinas terkait untuk iven-iven seperti ini agar adik-adik dalam bidang seni tari bisa dibawa ke mana-mana tidak hanya karena ada iven,” kata Finsen.
Menurutnya, iven –iven seperti ini juga mengangkat nama baik Kabupaten Lanny Jaya dan juga budaya dari masing-masing suku yang ada di Tanah Papua.
“Kegiatan seperti ini mengangkat nama baik Kaupaten dan juga melestarikan budaya kita, karena budaya kita sudah semakin punah jadi harapan saya pemerintah dalam hal ini dinas terkait harus ada perhatian,” kata Finsen.
Tim tari yang akan tampil besok masih berjalan dengan uang sendiri tanpa ada bantuan dari Pemkab Lanny Jaya.
“Kami jalan dengan dana sendiri, kalau soal nama grup itu belum bisa dipastikan karena kami baru bentuk jadi. Saya berharap tim ini tidak hanya karena ada iven tapi harus berlangsung terus kalau tidak berjalan terus maka budaya kita itu hanya begitu saja vakum nanti. Kalau ada kegiatan pentas seni atau karnaval itu kita harus bawa mereka ke mana-mana untuk mengangkat bakat-bakat mereka di seni tari ini. Bulan Juli nanti akan ada festival dan kami harap bisa ikut atas nama Lanny Jaya,” ucap Finsen Yigibalom.
Assa Asso, pemuda yang aktif mengikuti pertunjukan-pertujukkan di Jayapura dan di Papua Nugini (PNG), mengatakan semangat adik-adik mahasiswa Lanny Jaya ini jangan hanya di sini saja namun harus terus berkembang dan bisa tampil di daerah-daerah lain juga.
“Perhatian dari KNPI dan Dinas Pariwisata harus ada untuk memberikan motivasi dan dorongan bagi adik-adik mahasiswa ini dan juga membantu mereka dana awal dengan tujuan agar komunitas yang dibentuk itu kuat dan dapat dipertahankan dalam seni tari mereka,” ucapnya.
Asso mengatakan iven-iven ini tidak hanya dilakukan di Kota Jayapura saja namun dilakukan juga di luar Papua dan bahkan di PNG, dengan tampilnya adik-adik ini tentu membawa nama baik Papua dan tidak hanya kabupaten tersebut.
“Iven-iven ini selalu dilakukan di PNG Medeng, Alotao, dan Morobe. Di sana mereka lakukan iven-iven budaya itu tiga bulan sekali dengan tujuan mempertahankan budaya-budaya mereka agar lestari turun temurun. Jadi tim tari yang sudah ada ini harus dipertahankan dan banyak latihan dan menceritakan cerita rakyat agar budaya itu hidup dan tetap ada,” kata Asso. (*)
Editor: Dewi Wulandari