Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Papua, KH. DR Toni Wanggai menilai Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Katolik se-Papua yang digelar di Kota Jayapura pada 14-18 November 2019, merupakan contoh toleransi antarumat beragama di Papua.
Pernyataan itu dikatakan Toni Wanggai dalam siaran pers yang diterima Jubi, Minggu malam (10/11/2019).
Ia mengatakan, pengurus NU Papua mengucapkan selamat atas pelaksanaan Pesparani I Katolik se-Papua khususnya.
“Kami saat kegiatan pembukaan nanti, melibatkan umat Islam. Ini adalah contoh toleransi luar biasa, dan implementasi toleransi. Visi Papua tanah damai bukan hanya slogan, tetapi dipraktekkan dalam kehidupan beragama di Papua,” kata Toni Wanggai.
Menurutnya, pendekatan lewat seni budaya seperti ini, umat beragama akan semakin akrab dan mengenal. Dengan pendekatan lewat seni dan budaya lebih pesan-pesan rohan dapat menyentuh berbagai kalangan.
Katanya, Pesparani I se-Papua ini akan menjadi sejarah baru, karena melibatkan umat muslim dalam kegiatan umat nasrani (umat Katolik).
“Semoga pelaksanaan Persparani sukses hingga selesai dan akan mewartakan adanya damai di Bumi Papua. Sebagai umat muslim dan Ketua NU Papua, kami sangat mengapresiasi Pesparani I Katolik,” ujarnya.
Sebanyak 1.700-an peserta direncanakan menghadiri pelaksanaan Pesparani I Katolik. Dari 28 kabupaten dan satu kota di Papua, baru 14 kabupaten/kota yang dipastikan hadir. Kabupaten kota itu, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Asmat, Biak Numfor,boven Digul, Deiyai, Dogiyai, Jayapura, Jayawijaya, kepulauan Yapen, Mappi, Merauke, Mimika dan Nabire, dan Waropen dan Yahukimo.
Koordinator Transportasi Yohannes Unggul mengatakan, pada hari ini telah tiba dua kabupaten, yakni Asmat dan Mappi.
“Kami telah menjemputnya, dan daerah-daerah lain akan menyusul datang ke Kota Jayapura,” kata Yohannes Unggul. (*)
Editor : Edho Sinaga