Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani Jubi–Banjir bandang Sentani di Kabupaten Jayapura, yang terjadi pada 16 Maret 2019 hingga kini Januari 2021 genap dua tahun satu bulan.
Namun sampai sejauh ini pengungsi yang berada di Polomo, Padang Pasir, Toladan, Pasar rakyat Doyo, SKB, dan tempat-tempat lainnya, belum memiliki tempat layak.
Hal ini disesalkan kepala kampung Ifar Besar Hesey Yohu Yomabo Tresius Yoku. Menurutnya, sudah dua tahun ini belum ada realisasi yang baik dalam penanganan musibah ini.
“Terlalu banyak yang ambil-ambil data juga di waktu kejadian itu, mungkin juga data simpang siur atau juga karena tim terlalu banyak mendata,” kata Tresius Yoku kepada Jubi, baru-baru ini.
Kalau soal ada yang mendata yang bukan dari pemerintah, menurutnya itu karena mereka mau membantu dengan ikhlas.
“Karena rasa peduli sehingga mereka berikan bantuan sosial kepada korban banjir bandang Sentani,” jelasnya.
Ia juga khawatir dengan waktu yang cukup lama, namun belum ada penyelesaian terkait penanganan pengungsi .
“Banyak rumah yang rusak dan banyak juga yang ambil dokumentasi namun sampai saat ini realisasi tidak ada,mungkin data tidak sampai di pemerintah atau bagaimana, normalisasi sungai dan perbaikan rumah tidak terlaksana sampai saat ini, saya juga korban,” tuturnya .
Dia berharap hal ini ditangani dengan baik dan serius. “Kita lihat di tahun kemarin itu, banyak bantuan yang diturunkan salah sasaran Mungkin karena bingung bagi atau bagaimana,”jelasnya.
Warga pengungsi Di jalan Padang Pasir, Yakub Wonda, berharap pemerintah serius terhadap korban banjir bandang Sentani .
“Sudah mau tiga tahun kami ada di pengungsian ini, kami cuma berharap bisa balik bersama keluarga itu saja, soalnya di barak ini air dan kebutuhan lain sudah susah,” kata Wonda.(*)
Editor: Syam Terrajana