Papua No. 1 News Portal | Jubi
Semarang, Jubi – Kudeta militer dan pengambilalihan kekuasaan terjadi di sejumlah negara selama tahun 2021. Tercatat junta militer Myanmar telah mengkudeta kekuasaan Aung San Suu Kyi sekaligus menetapkan pemimpin hasil demokratis itu sebagai tersangka.
Kudeta dilakukan awal Februari tahun 2021 itu menimbulkan korban sipil yang memprotes militer disertai pengakapan dan pemenjaraan aktivis pro demokrasi, artis dan jurnalis.
Kudeta juga dilakukan oleh militer Sudan yang disertai menahan Perdana Menteri Abdallah Hamdok. Kudeta dilakukan saat pasukan militer yang tak teridentifikasi mengepung kediamannya pada Senin, (25/10/2021) lalu.
Peristiwa itu dilaporkan oleh saluran televisi Al Hadath, yang mengutip sumber-sumbernya tanpa menyebutkan nama mereka. Kebenaran laporan tersebut masih belum bisa dipastikan secara independen.
Namun sejumlah sumber di kalangan keluarga mengatakan kepada Reuters bahwa satu pasukan militer juga menyerbu kediaman penasihat media PM Hamdok. Dalam waktu hampir bersamaan pasukan militer menangkap beberapa anggota kepemimpinan sipil Sudan. Penangkapan terjadi saat sebuah kelompok prodemokrasi terkemuka mengimbau masyarakat Sudan agar turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang kudeta militer.
Sedangkan pertengahan Agustus milisi Taliban yang sebelumnya menjadi oposisi lewat perlawanan bersenjata mampu mengambil alih kekuasaan pemerintah Afghanistan.
Kondisi itu membuat Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negaranya. Afghanistan jatuh ke tangan Taliban dalam hitungan hari, atau meleset dari prediksikan oleh intelijen AS yang menyebut hitungan bulan.
Pemerintah baru itu mendapat dukungan Cina dan Rusia, meski banyak kalangan mengkhawatirkan masa depan demokrasi, termasuk perempuan dan anak-anak yang selama ini berhadapan dengan Taliban berhaluan konservatif. (*)