Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) Yoanibi, Klasis Waibu Moi, Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, Papua kini menempati gedung gereja sementara yang baru untuk beberapa tahun ke depan, lantaran gereja sebelumnya yang selama tiga tahun digunakan sebagai tempat beribadah, kini dalam proses pembangunan.
Prosesi pindah gereja dilakukan sebelum ibadah perdana di gereja baru sementara, Minggu (13/1/2019). Dalam prosesi itu, Ketua dan Majelis Jemaat, warga Jemaat Yoanibi, serta Badan Pekerja Klasis Waibu Moi memindahkan perlengkapan beribadah dari gedung gereja lama di kompleks KPR Taufik, Doyo Baru ke gereja sementara di kompleks Sekolah Papua Harapan, Jalan Yoanibi (samping Polres Jayapura).
Ketua Klasis Waibu Moi, Pdt. A. Apasedanya dalam khotbanya saat memimpin ibadah perdana di gereja baru mengatakan, bersama dengan Tuhan harus ada sesuatu yang pasti, karena Allah selalu menyatakan diri sebagai pemelihara yang selalu ada.
"Itu harus diyakini. Makanya semua jemaat dan panitia, mesti punya perencanaan yang baik. Bersama Tuhan, akan ada kepastian," kata Pdt. A. Apasedanya.
Ketua Panitia Pembangunan, Fredi Sokoy dalam laporan panitia usai ibadah mengatakan, pembangunan gereja Jemaat GKI Yo'anibi yang dilakukan sejak, Januari 2017 membuat panitia harus menjadi lokasi baru untuk tempat ibadah sementara.
Namun dalam proses itu, panitia sempat kesulitan lantaran sejumlah rumah toko (ruko) dan bangunan tertentu yang ada di sekitar wilayah itu, hanya dapat menampung 30-50 orang, sedangkan warga Jeemat Yoanibi terus bertambah dari waktu ke waktu.
"Kami akhirnya harus mencari lokasi untuk sekira 200 warga Jemaat. Akhirnya kami diberi izin menggunakan tanah seluas 50 meter persegi oleh pemilik ulayat, untuk digunakan sebagai tempat ibadah," kata Fredi Sokoy.
Menurutnya, panitia pembangunan kemudian mulai mulai membangun gedung gereja semi permanen di lokasi itu selama beberapa bulan terakhir. Kini meski pembangunan gereja sementara baru rampung sekira 65 persen, namun sudah dapat digunakan warga jemaat beribadah.
"Dana yang dihabiskan untuk pembangunan gereja hingga kini senilai Rp 190 juta lebih. Meski usia kami (Jemaat Yoanibi) baru tiga tahun, namun warga jemaat serius menopang pekerjaan panitia pembangunan," ucapnya.
Sementara Ketua Majelis Jemaat GKI Yoanibi, Pdt. Liza Torey mengatakan, syukur patut diungkapkan kepada Tuhan karena kehendak-Nya lah sehingga semua proses dapat terlaksana.
"Kami terharu dan menyampaikan terimakasih, karena banyak hal yang telah diperjuangkan panitia pembangunan, semua warga jemaat, dana para pekerja," kata Pdt. Liza Torey.
Menurutnya, gedung gereja hanya tempat ibadah. Yang utama, bagaimana warga jemaat meningkatkan keimanan kepada Tuhan.
"Kalau hanya melihat fisik, gedung tidak akan sampai ke tujuan. Tapi kita harus menyatakan kemulian Tuhan. Kalau ada kekurangan, menjadi tanggungjawab bersama untuk membangun jemaat ini," ucapnya.
Ibadah perdana di gedung gereja baru sementara Jemaat Yoanibi, juga dihadiri Pdt. Y Thesia yang merupakan pendeta pertama di jemaat itu, anggota DPR Papua, Kristina Luluporo. Istri Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano itu, merupakan salah satu donatur pembangunan gedung gereja Jemaat Yoanibi. (*)