ini penyebab Stadion Lukas Enembe terendam air

papua
Kondisi di depan lapangan stadion Lukas Enembe. Jubi-Yance Wenda
Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani Jubi – Hujan deras yang menerpa Kota dan Kabupaten Jayapura Kamis malam lalu, juga menyebabkan Sungai Makanuay di Kampung Harapan Sentani, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura meluap. Akibatnya, Kompleks Olahraga Stadion Lukas Enembe tergenang air,

Dari pantauan Jubi pada Jumat (7/1/2022), air masuk ke Kompleks Stadion Lukas Enembe hingga setinggi betis orang dewasa, Tidak hanya air, material seperti pasir, lumpur dan juga kayu-kayu kecil juga ikut terbawa banjir.

Read More

Victor Suangburaro, petugas kebersihan di Kompleks Olahraga Stadion Lukas Enembe mengatakan Sungai Makanuay, terakhir kali meluap pada saat banjir bandang tahun 2019 lalu.

“Jadi sekarang ini baru sifat aslinya dia [sungai] keluarkan, karena terjadi penyempitan di drainase,” kata Suangburaro.

Ia menilai sempitnya drainase yang dibuat di sekitar kompleks olahraga itu, menjadi penyebab tergenangnya air di halaman dan di Istora Lukas Enembe yang letaknya paling dekat dengan sungai.

“Drainase yang dibuat waktunya pengerjaan stadion ini kecil, sehingga tidak menjamin [tidak ada banjir]. Seharusnya tidak boleh ada penyempitan [drainase] dan juga drainase harus tinggi dan lebar hingga ke [saluran] jalan raya,” jelas Suangburaro.

Baca Juga: Peresmian Stadion Lukas Enembe, sajikan laga Persipura vs Tim PON Papua

Kawasan Stadion Lukas Enembe tergenang air

Suangburaro yang merupakan warga di sekitar stadion Lukas Enembe mengatakan saat pengerjaan drainase, pengembang tidak pernah melibatkan masyarakat sekitar yang memiliki pengalaman tinggal di sekitar Sungai Makanuay. Sungai ini cukup lebar, namun sehari hari dalam keadaan kering. namun pada saat tertentu, Sungai Makanuay dapat meluap, seperti yang terjadi kemarin.

“Harusnya mereka saat kerja itu, tanya masyarakat, karena masyarakat yang tahu persis seperti apa sungai ini. Waktu pengerjaan stadion ini masyarakat sudah sampaikan [drainase harus diperlebar], tapi tidak didengar. Mungkin dorang [mereka] pikir Sungai kecil dan sudah kering begitu,” ujarnya.

Di tempat yang terpisah Alex Puraro selaku Koordinator Keamanan Istora Lukas Enembe mengatakan karena kondisi Istora yang rendah, sehingga air yang mengalir kemudian menggenangi Istora.

“Malam itu air banyak sekali namun sudah siang air sudah surut. Saat air masuk, kami matikan semua  panel [listrik] yang ada di stadion agar tidak terjadi korsleting. Dari malam teman-teman sudah mulai kerja sampai jam enam pagi pulang, dan jam tujuh balik kerja lagi,” jelasnya.

Kata Alex, di dalam ruang Istora ini masih ada beberapa barang yang digunakan saat PON XX, misalnya karpet dan matras sehingga membutuhkan tenaga dan waktu untuk mengangkut.

“Di Istora ini yang memang kita akan kerja berat, karena di ruang pemanasan itu masih ada karpet bekas PON XX kemarin. Alat senam masih ada di dalam semua, dan kita butuh banyak  tenaga untuk angkat peralatan yang ada di dalam,” jelas Puraro.(*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply