Ini nama adat dua Imam Baru Keuskupan Timika

papua, imam baru keuskupan timika, nama adat
P. Nikolaus Wakei, Pr saat menerima persembahan umat saat misa perdana di Timeepa, Kamis, (15/10/2020) - Jubi/Abeth You

Papua No.1 News Portal

Timeepa, Jubi – Dua orang Imam Katolik Keuskupan Timika yang baru saja ditahbiskan oleh Uskup Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM di Gereja Katolik Kristus Sahabat Kita Nabire, akhirnya resmi diberikan nama adat oleh tetua dari kedua Pastor tersebut.

P. Nikolaus Wakei, Pr melakukan misa perdananya di paroki asalnya, yakni Kristus Penebus Timeepa, Dekanat Kamuu – Mapia, pada Kamis, (15/10/2020).

Read More

Ia bersama rombongan disambut oleh umat setempat pada Rabu, (14/10/2020) menggunakan tarian adat. Pastor Wakei bersama rombongan berjalan kaki dari kampung Maagode dari pukul 06.00 WP hingga tiba di Timeepa pukul 09.45 WP.

Sebelum misa dimulai, sesuai tradisi suku Mee dalam ajaran Katolik pihaknya melakukan doa adat atau dalam bahasa Mee sebut Bago Kamuutai untuk pemberian nama adat. Sebelum diberikan nama para tetua adat mengenakan jubah dan stola yang dibuat dari bahan asli setempat, selanjutnya dilakukan acara adat.

Hironimus Petege, salah satu tetua yang bertindak sebagai tuan adat menyebutkan dalam Totaugaa dengan nama Bida Maa Toutobii yang artinya tubuh yang kuat berdirilah dengan tegak.

“Ini namanya Bida Maa Toutobii, sudah sah. Jadi Pastor Nikolaus Bida Maa Toutobii, Pr. Kami berikan nama ini sudah dititipkan oleh Tuhan sejak lama, bukan kami yang karang-karang,” ujar Hironimus Petege.

Sementara P. Benyamin Magay, Pr melakukan misa perdananya di kampung halamannya yakni stasi Bibida, Paroki Salib Suci Madi, Dekenat Paniai pada Jumat, (16/10/2020).

Pastor Magay diberikan nama adat Sugiatanggu (bahasa Moni), Awiitopiyai jika diterjemahkan ke bahasa Mee artinya habis gelap terbitlah terang.

Mereka yang memberikan nama adalah Emeliana Zonggonau (ibunda tercinta Pastor Magay), dan dua pewarta Herman Yatipai, dan Agustina Yatipai.

Herman Yatipai mengatakan, diberikan nama tersebut karena sejak gereja Katolik didirikan di Kuguwapa, Bibida pada tahun 50-an, orang asli dari daerah Moni dan Mee itu tidak ada.

“Pastor Magay orang pertama yang jadi Imam. Maka kami berikan nama demikian, jadi dengan harapan agar dia membuka pintu supaya banyak anak-anak bisa jadi Imam Katolik,” katanya. (*)

Editor: Syam Terrajana

 

Related posts

Leave a Reply