Ibu rumah tangga ancam demonstrasi protes layanan PDAM Jayapura

Papua, krisis air
Krisis air, pixabay.com
Krisis air, pixabay.com

“Dalam seminggu belakangan ini air tidak mengalir macet total,”

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Jayapura, Jubi – Ibu rumah tangga mengancam demonstrasi protes layanan Perusahaan Daerah Air Minum Daerah (PDAM) Kota Jayapura yang dinilai sering tak mengalirkan air secara baik. Tercatat dalam beberapa bulanan ini layanan air bersih PDAM Jayapura tidak mengalir lancar seperti biasanya.

“Bahkan dalam seminggu belakangan ini air tidak mengalir macet total,” kata Rumbewas, seorang ibu rumah tangga, yang bermukim di perumnas tiga, Kelurahan Yabansai, distrik Heram, Kota Jayapura, kepada Jubi, Selasa (5/11/2019).

Baca juga : Pelanggan PDAM Kota Jayapura Terancam Krisis Air Kemarau, PDAM imbau warga Kota Jayapura hemat air

Utang pelanggan PDAM di Kota Jayapura, mencapai 33 Milliar lebih

Ia mengaku layanan air PDAM yang sering macet itu berdampak pada aktivitas rumah tangga. Bahkan disebutkan anakna sampai  tidak ke sekolah maupun tidak ke gereja. “Sehingga kami sudah sepakat akan melakukan deonstrasi di PDAM untuk meminta kejelasan,” kata Rumbewas menambahkan.

Sebenarnya pada sabtu lalu ibu-ibu hendak menggelar demo, tapi batal karena kantor PDAM. Layanan PDAM dinilai sangat merugikan karena terkait erat dengan kebutuhan domestik. Bahkan ia menyebutkan pada hari Selasa pekan lalu anaknya tidak ke sekolah karena trada air. Ia terpaksa mencuci pakaian kotor di rumah kakaknya di Perumahan Yotefa baru. Tak hanya menghambat urusan rumah tangga, layanan PDAM juga mematikan usaha sampingan memproduksi  keripik dan kue gagal.

“Padahal saya sudah beli keladi untuk bahan baku usaha saya. Tapi mau buat bagaimana akhirnya keladi busuk dan saya buang,” katanya.

Perempuan asal Biak itu mengatakan layanan air dari PDAM membuat biaya mahal,  yang awalnya ia hanya mengeluarkan biaya antara Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per bulan kini mencapai Rp100 ribu untuk membeli air.

“Kalau kami beli air di tangki Rp100 ribu, sebulan kami bisa habiskan Rp 500 ribu,” kata Rumbewas kecewa.

Ibu umah tangga lain, Kristina, menanyakan kinerja PDAM yang layanannya kurang memuaskan itu. Ia berharap campur tangan Pemkot Jayapura menegur PDAM memberikan pelayanan yang baik. “Agar masyarakat bisa menikmati air bersih sebagiamana biasanya,” kata Kristina.

Kristina mengaku beli air di tangki sangat memberatkan karena penghasilan keluarganya tidak mencukupi. “Kami sudah terbebani kebutuhan lain, tak hanya  air saja,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply